RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Kamis, 30 Desember 2010

Perlu, Pembaruan di Tubuh PBSI

BULU TANGKIS

Perlu, Pembaruan di Tubuh PBSI

WAS

CIPUTRA.

JAKARTA - Pendiri klub bulu tangkis Jayaraya, Ciputra, mengatakan, harus ada pembaruan di tubuh PBSI agar dapat meningkatkan prestasi bulu tangkis di arena internasional.

”Di klub Jayaraya ini, saya sudah meminta agar ada inovasi total, baik menyangkut kepelatihan, pembinaan, gizi, dan psikologi pemain. Semua upaya pembaruan itu didasarkan pada sport science. Begitu pula yang harus dilakukan PBSI,” ujar Ciputra di Jakarta, Rabu (29/12).

Ciputra mengaku prihatin atas prestasi para pebulu tangkis Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini yang sepertinya jalan di tempat. ”Dalam bisnis, sesuatu yang kita temukan lima tahun lalu sudah usang, sudah harus diinovasi, agar tidak ketinggalan dari pesaing. Begitu juga di olahraga, termasuk bulu tangkis ini,” katanya.

PB PBSI, menurut Ciputra, harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan pelatnas Cipayung. ”Hal ini penting untuk mengetahui apa yang harus diubah, apa yang harus di-upgrade, bagaimana metodenya. Sekali lagi, itu semua harus dilakukan berdasarkan sport science,” katanya.

Pemakaian sport science, kata Ciputra penting di tengah persaingan yang ketat. ”Seorang pelatih harus tahu, otot mana yang mesti diperkuat dari seorang pemain. Hal itu bisa dilakukan jika pelatih didampingi atau dibekali sport science,” ujarnya.

Ciputra, yang sudah 30 tahun membina Jayaraya, menyatakan, pembinaan harus dikembangkan ke sejumlah daerah. ”Tidak mungkin pembinaan hanya terpusat karena kita punya daerah yang luas,” katanya.

Fasilitas

Ciputra mencontohkan, bagaimana pelari cepat asal Jamaika, Usain Bolt, harus berlatih di Amerika Serikat. ”Itu tidak lain karena pelatih dan fasilitas untuk penerapan sport science di AS lebih bagus dari Jamaika. Begitu pula pelari jarak menengah dan jauh asal Afrika, yang rata-rata berlatih di AS,” katanya.

Sayangnya, kata Ciputra, Indonesia tidak punya banyak pakar sport science sehingga untuk menerapkan itu pun masih ada kendala. ”Saya kira ke depan harus dipikirkan bagaimana agar secepatnya kita menerapkan itu,” katanya.

Ciputra menegaskan, penerapan sport science akan terasa jika dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Di samping itu, kompetisi dalam negeri mesti diperbanyak untuk menjaring atlet-atlet muda.

”Kalaupun sekarang kita mulai melakukan perubahan pola pembinaan, baru lima tahun ke depan kita dapat menikmati hasilnya. Hal ini yang kadang kurang disadari,” katanya.

Ciputra mencontohkan, euforia bangsa Indonesia selama penyelenggaraan Piala Suzuki AFF. Tim nasional Indonesia yang masuk final dapat menggerakkan semua elemen masyarakat. Artinya, minat masyarakat akan bangkit seiring dengan prestasi yang dapat dicapai tim nasional.

”Belum juara saja, ramainya seperti ini. Ini akan terjadi juga di bulu tangkis,” katanya. (MBA)***

Sumber : Kompas, Kamis, 30 Desember 2010 | 02:48 WIB

Jangan Malu untuk Belajar

Jangan Malu untuk Belajar

Pemain timnas Indonesia, Hamka Hamzah, tergeletak di belakang pemain Malaysia yang merayakan kemenangan dalam laga kedua final Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (29/12). Malaysia menjuarai Piala Suzuki AFF 2010. (KOMPAS/AGUS SUSANTO).***

JAKARTA - Indonesia tidak perlu malu belajar atas sukses Malaysia menjuarai Piala Suzuki AFF 2010. Meski menang 2-1 pada final kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/12), Indonesia gagal menjadi juara. Sukses Malaysia tidak lepas dari keseriusan mereka pada pembinaan usia muda.

Disaksikan sekitar 95.000 penonton, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia tertinggal 0-1 menit ke-54 oleh striker Safee Sali. Bek Muhammad Nasuha menyamakan 1-1, menit ke-72, dan Mohammad Ridwan memenangkan Indonesia 2-1, dua menit menjelang laga bubar. Kapten Firman Utina gagal mengeksekusi penalti pada menit ke-19.

Sebelum berangkat menonton pertandingan, Presiden sempat memberikan keterangan pers. Ia mengharapkan tim nasional Indonesia bermain sebaik-baiknya tanpa beban dalam pertandingan final kedua ini. ”Tidak perlu ada beban apa pun, kami semua tetap bangga kepada tim nasional kita, meskipun kemarin di Kuala Lumpur belum berhasil, tetapi tetaplah bermain dengan baik,” ujarnya.

Meski gagal juara, suporter Indonesia yang menguasai stadion dengan atribut merah tidak kecewa kepada pemain. Mereka tetap mengelu-elukan Firman Utina dan kawan-kawan, terutama setelah mendengar Firman dinobatkan sebagai Pemain Terbaik.

Kekecewaan atas kegagalan Indonesia meraih Piala Suzuki AFF 2010 terpancar jelas dari wajah-wajah para pemain, jajaran manajer, dan pengurus PSSI.

Raut wajah mengungkap sejuta rasa meskipun kebisuan mengunci para pemain saat berjalan menyusuri lorong penghubung antara lapangan dan ruang ganti. Pemain berjalan lesu, dengan wajah murung menuju ruang ganti.

Firman, yang biasanya ramah, wajahnya terlihat tegang. Ia hanya menunjuk dengan telunjuk tangan kanannya ke arah press room.

Bambang Pamungkas yang bermain bagus di babak kedua juga dengan singkat mengatakan, ”Nanti saja ya.” Pemain lainnya tidak ada yang menjawab pertanyaan jurnalis dan berjalan langsung ke ruang ganti.

Manajer Timnas Andi Darussalam Tabussala, yang biasanya ceria dan sering melontarkan guyonan kepada wartawan, berjalan lesu. Wajahnya terlihat gundah. Senyum tipisnya membalas sapaan wartawan, tetapi tak mampu menutupi kekecewaan.

Sekitar 15 menit kemudian, drama lain terjadi di pintu keluar ruang ganti pemain. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid diteriaki para suporter yang menunggu pemain untuk minta tanda tangan. Anggota rombongan Nurdin terpancing emosinya dan membalas teriakan para suporter itu. Ketegangan sesaat itu baru mencair setelah petugas keamanan meminta rombongan Nurdin berjalan keluar melalui lorong samping.

”Ketua umum sudah berusaha maksimal, segala daya dan upaya sudah dilakukan,” ujar Nurdin yang menolak mundur. ”Apa urusannya dengan ketua umum. Nurdin Halid tidak akan pernah mengundurkan diri. Catat itu besar-besar.”

Dalam jumpa pers sebelumnya, Presiden menyatakan telah mencermati banyak saran dan kritik disampaikan masyarakat soal PSSI. Ia mengharapkan PSSI juga mendengarkan saran dan kritik masyarakat itu. ”PSSI saya harapkan juga mendengarkan saran, kritik, rekomendasi dari rakyat Indonesia yang sangat mencintai tim nasionalnya,” ujar Presiden.

Riedl evaluasi pemain

Dalam jumpa pers seusai laga, Pelatih Indonesia Alfred Riedl ditanya soal masa depan tim Indonesia, tetapi ia tidak secara tegas menjawabnya. Ia menyatakan bakal melakukan evaluasi terhadap skuadnya.

Riedl menambahkan, timnya bermain sangat bagus, tetapi kurang beruntung. ”Kami ucapkan selamat kepada Malaysia, tetapi kali ini tim terbaik tidak menjadi juara,” kata Riedl yang juga mengucapkan terima kasih kepada dukungan suporter yang luar biasa.

Menurut Riedl, kegagalan Indonesia merebut juara sudah dipastikan pada laga pertama di Kuala Lumpur. ”Kami kalah di Kuala Lumpur, dalam 15 menit yang kacau,” ujarnya.

”Itu adalah permainan terbaik kami sepanjang turnamen. Kami memiliki banyak peluang, tetapi kurang beruntung. Pada babak kedua, tim memperlihatkan karakternya untuk bangkit, saya berterima kasih pada pemain,” katanya.

Soal penalti yang gagal, Riedl tidak mau menyalahkan Firman Utina. Firman mengatakan, kegagalannya menendang penalti bukan karena tekanan. ”Itulah sepak bola, malam ini saya gagal. Saya memang ditugaskan oleh pelatih untuk mengambil penalti, kalau bukan saya siapa lagi,” kata Firman.

Bambang Pamungkas menambahkan, pertandingan final kedua sangat luar biasa dan Indonesia hanya kurang beruntung. ”Kita tidak kalah, kita menang, tetapi tidak juara,” ujar Bambang. (DAY/COK/RAY/ANG/SAM)***

Sumber : Kompas, Kamis, 30 Desember 2010 | 04:09 WIB

Dana Abadi Beasiswa Rp 1 Triliun

Dana Abadi Beasiswa Rp 1 Triliun

shutterstock

Dana abadi untuk beasiswa sebesar Rp 1 triliun saat ini sudah tersedia. Dana itu berasal dari lonjakan penerimaan negara akibat kenaikan harga minyak mentah pada awal 2010.

TERKAIT:

JAKARTA - Dana abadi untuk beasiswa sebesar Rp 1 triliun saat ini sudah tersedia. Dana itu berasal dari lonjakan penerimaan negara akibat kenaikan harga minyak mentah pada awal 2010.

Meski demikian, dana itu tidak bisa segera dicairkan karena perangkat utama yang dibutuhkan sebagai syarat pencairan dana, yakni komite pendidikan yang harus dibentuk oleh beberapa kementerian, hingga saat ini belum terbentuk.

”Dana abadinya sudah tersedia Rp 1 triliun dalam APBN Perubahan 2010. Dana ini akan kami kelola, disimpan di deposito dengan bunga 7 persen per tahun, sehingga kami harap ada dana beasiswa Rp 70 miliar dalam satu tahun,” ungkap Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kementerian Keuangan, Soritaon Siregar di Jakarta, Rabu (29/12/2010).

Menurut Soritaon, PIP sudah siap mencairkan dana beasiswa tersebut setelah dasar hukumnya jelas, yakni terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 238/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Endowment Fund (Dana Pengembangan Pendidikan) dan Dana Cadangan Pendidikan.

Dana ini dialokasikan dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 1 triliun yang berasal dari lonjakan penerimaan negara dari hasil penjualan minyak mentah dan pendapatan pajak migas.

Meski sudah memegang dana abadi pendidikan tahun 2010, PIP tidak serta-merta dapat mencairkan dana tersebut untuk beasiswa. Keputusan untuk pencairan dana beasiswa dan penerimanya harus dikeluarkan oleh komite pendidikan yang hingga saat ini belum jelas statusnya karena belum terbentuk. Komite pendidikan ini merupakan lembaga gabungan antardepartemen yang selama ini memang sudah mengelola dana pendidikan, antara lain Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan.

Sebelumnya, dana abadi pendidikan yang dialokasikan dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 2,4 triliun. Ide tersebut muncul pada saat Menteri Keuangan masih dijabat Sri Mulyani Indrawati. Anggaran Rp 2,4 triliun itu dialokasikan sebagai dana abadi pendidikan karena pada APBN-P 2010 ada tambahan anggaran belanja pendidikan nasional sebesar Rp 11,869 triliun. (OIN)***

Source : Kompas.com, Kamis, 30 Desember 2010 | 09:22 WIB

Editor: Jimmy Hitipeuw Dibaca : 1109

Rabu, 29 Desember 2010

Indonesia Menang, tapi Tak Juara

Indonesia Menang, tapi Tak Juara

Nasuha (kanan) disambut rekannya usai membobol gawang Malaysia dalam pertandingan putaran kedua final AFF Suzuki Cup di Jakarta, Rabu (29/12/2010). (AFP PHOTO/BAY ISMOYO)***

JAKARTA - Kesebelasan nasional Indonesia mampu menang 2-1 atas Malaysia, pada leg kedua final Piala AFF 2010, di Gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010). Indonesia pun mengakhiri turnamen sebagai runner-up, mengingat mereka kalah 0-3, pada leg pertama, Minggu (26/12/2010).

Bermain sebagai tuan rumah dengan kewajiban menang 4-0, Indonesia tampil agresif sejak menit awal. Sayang, usaha itu tak diimbangi dengan ketenangan dan fokus tinggi. Pada momen-momen krusial, Indonesia kerap melakukan kesalahan umpan atau terburu-buru melakukan eksekusi.

Di tengah kesulitan itu, Indonesia mendapat hadiah penalti, menyusul handsball yang dilakukan Mohd Sabre Bin Mat Abu pada menit ke-18. Firman Utina yang dipercaya mengeksekusi bola, mengirim bola secara akurat ke sudut kiri bawah gawang, yang sayangnya, terlalu lemah sehingga mudah ditangkap Khairul Fahmi.

Setelah penalti itu, Malaysia mencoba bangkit. Melalui Mojamad Ashari Bin Samsudin, mereka hampir saja mencetak gol pada menit ke-20. Untung saja, Markus Horison masih mampu menepis tembakan akurat Ashari.

Indonesia mencoba membalas. Namun, belum lagi mampu menciptakan ancaman serius, Indonesia kembali terancam kebobolan pada menit ke-32. Saat itu, Mohd Safee Bin Mohd Sali berhasil masuk kotak penalti dan menembakkan bola, yang melenceng dari sasaran.

Ancaman itu dibalas Indonesia dengan sejumlah serbuan yang tuntas dengan eksekusi. Namun, Malaysia mampu menghindarinya sampai peluit turun minum berbunyi, dengan skor 0-0 tertera di papan skor.

Permainan tak banyak berubah di babak kedua, Indonesia masih lebih dominan dalam penguasaan bola dan serangan, tetapi masih bermasalah dengan sentuhan akhir, baik saat mengumpan maupun menembak.

Masalah itu belum selesai, ketika Malaysia malah mampu unggul 1-0, berkat gol Mohd Safee pada menit ke-54. Dalam sebuah serangan balik, Safee berhasil menguasai sebuah umpan terobosan dan menggiringnya melewati dua Maman dan Hamka sebelum melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti, yang mendesak jaring dalam gawang Markus Horison.

Setelah itu, Indonesia mengalam penurunan performa. Untuk mengatasi itu, pelatih Alfred Riedl menarik Firman Utina dan Irfan Bachdim dan memasukkan Eka Ramdani dan Bambang Pamungkas pada menit kepada menit ke-58.

Perubahan itu perlahan menaikkan kualitas permainan Indonesia, sampai akhirnya bisa menyamakan kedudukan berkat gol Muhammad Nasuha pada menit ke-73. Memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Ahmad Bustomi yang ditepis, Khairul Fahmi, Muhammad Nasuha, membobol gawang Malaysia pada menit ke-73 leg kedua final Piala AFF 2010, di gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010).

Gol itu semakin mendongkrak kepercayaan diri Indonesia. Mereka terus berusaha mencetak gol di waktu tersisa. Setelah berjuang hingga menit ke-85, Indonesia berhasil mengungguli Malaysia berkat tembakan Muhammad Ridwan.

Menguasai bola di luar kotak penalti, ia menggiring bola sebelum menembakkannya. Bola sempat membentur pemain lawan sebelum mendesak jaring gawang tim tamu.

Di waktu tersisa, permainan berlangsung semakin sengit. Sementara Indonesia masih mengejar gol, Malaysia juga mencoba memberikan tekanan untuk mengurangi ancaman Indinesia.

Sejumlah situasi berbahaya dialami kedua kubu. Namun, sampai peluit berbunyi panjang, papan skor tetap menunjukkan angka 2-1. (*)

Susunan pemain:
Indonesia:
Markus Harison; Mohammad Nasuha, M Ridwan, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Maman Abdurachman, Arif Suyono (Tony Sutjipto 71), Firman Utina (Eka Ramdani 58), Ahmad Bustomi, Irfan Bachdim (Bambang Pamungkas 58), Cristian Gonzales

Malaysia: Khairul Fahmi Bin Che Mat; Mohd Sabre Bin Mat Abu, Mohd Asraruddin Putra, Safiq Bin Rahim, Norshahrul Idlan Bin Talaha, Mohd Safee Bin Mohd Sali (Izzaq 87), Amar Bin Rohidian, Kunanlan Subramaniam, Mohamad Muslim Bin Ahmad, Mojamad Ashari Bin Samsudin, Mohd Fadli Bin Mohd Shas. ***

Penulis: Tjatur Wiharyo | Editor: Tjatur Wiharyo | Dibaca : 3047

Sumber : Kompas.com, Rabu, 29 Desember 2010 | 20:42 WIB


Nasuha Gol, Indonesia Samakan Kedudukan

Nasuha Gol, Indonesia Samakan Kedudukan

Pemain Malaysia Mohd Safee (kiri) berhadapan dengan pemain Indonesia Zulkifli Syukur, dalam pertandingan putaran kedua final AFF Suzuki Cup di Jakarta, Rabu (29/12/2010). (AP PHOTO/DITA ALANGKARA)***

JAKARTA - Bek Muhammad Nasuha mencetak gol, yang membuat Indonesia bisa mengimbangi Malaysia 1-1, pada menit ke-73, leg kedua final Piala AFF 2010, di gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010). Memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Ahmad Bustomi yang ditepis, Khairul Fahmi, Muhammad Nasuha, membobol gawang Malaysia pada menit ke-73 leg kedua final Piala AFF 2010, di gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010).***

Penulis: Tjatur Wiharyo | Editor: Tjatur Wiharyo | Dibaca : 1485

Sumber : Kompas.com, Rabu, 29 Desember 2010 | 20:21 WIB

Diserang Balik, Indonesia Kebobolan

Diserang Balik, Indonesia Kebobolan

Pemain Timnas Indonesia Muhammad Ridwan (merah) berusaha melewati kepungan pemain Malaysia dalam laga final Piala AFF 2010 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (29/12/2010). (KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN)***

JAKARTA — Gawang Indonesia dibobol oleh Mohd Safee sehingga tertinggal 0-1 pada menit ke-54 laga final kedua Piala AFF 2010 di Gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010). Dalam sebuah serangan balik, Safee berhasil menguasai sebuah umpan terobosan dan menggiringnya melewati dua Maman dan Hamka sebelum melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti, yang mendesak jaring dalam gawang Markus Horison.

Penulis: Tjatur Wiharyo | Editor: Tjatur Wiharyo | Dibaca : 1909

Sumber : Kompas.com, Rabu, 29 Desember 2010 | 20:03 WIB

Hidup-Mati di Laga Terakhir

Hidup-Mati di Laga Terakhir

Pendukung tim nasional Indonesia mendekati bus yang membawa pemain idola mereka seusai latihan menjelang laga kedua babak final Piala Suzuki AFF 2010 di Lapangan C PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (28/12). Indonesia akan menghadapi Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno hari ini. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)***

JAKARTA - Tinggal satu laga terakhir, tetapi butuh empat gol. Itulah situasi yang dihadapi pemain Indonesia saat menjamu Malaysia pada final kedua Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (29/12). Ini laga hidup-mati dengan pertaruhan gelar juara ASEAN.

Indonesia kalah 0-3 pada laga pertama di Kuala Lumpur, Minggu lalu, dan butuh kemenangan minimal 4-0 atau 5-1 untuk merebut gelar juara itu. Seperti ditegaskan Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl, mencetak empat gol tidak mudah.

”Menang 4-0 membutuhkan kerja keras. Ada peluang meskipun sangat tipis,” kata Riedl. Pelatih asal Austria ini tak ingin membebani pemainnya dengan tuntutan harus mencetak gol sebanyak itu. Yang penting, pemainnya bisa menjebol gawang Malaysia, terutama jika mungkin pada menit-menit awal.

Pemain telah siap menumpahkan seluruh kemampuan mereka. ”Saya dan kawan-kawan akan berjuang sekuat tenaga besok (Rabu malam). Agar bisa membanggakan masyarakat Indonesia. Tolong dukungannya ya,” tulis Firman Utina, kapten timnas, melalui akun Twitter-nya, Selasa malam.

Dalam kondisi sulit seperti ini, dukungan suporter sangat penting. Hal itu diakui Riedl, yang meminta pemainnya menjadikan melimpahnya dukungan suporter sebagai sumber motivasi.

Skuad ”Merah-Putih” menjalani latihan terakhir di Lapangan Timnas, Kompleks Gelora Bung Karno, Selasa pagi. Riedl dipastikan tidak bisa menurunkan pemain sayap kiri Oktovianus Maniani karena akumulasi kartu kuning dan penyerang muda Yongki Aribowo karena cedera lutut.

”Yongki tidak bisa bermain karena cedera lutut,” ujar Riedl seusai latihan. Posisi Okto dipastikan akan diisi rekannya di Sriwijaya FC, Arief Suyono, yang selama ini jadi pemain pengganti dan sudah dua kali mencetak gol ke gawang Malaysia dan Laos.

Arief tak kalah cepat dibandingkan Okto untuk menjadi penggedor pertahanan Malaysia. Ia juga menginspirasi penalti kedua saat melawan Thailand. Arief akan didukung bek sayap Muhammad Nasuha dalam mengancam sektor kanan pertahanan Malaysia yang ditinggalkan bek kanan Mahalli Jasuli dan sayap kanan Amirulhadi Zainal yang terkena akumulasi kartu kuning.

Formasi timnas di posisi lain diperkirakan tidak berubah. Yang masih menjadi pertanyaan, tinggal formasi lini depan. Dalam hal ini, Riedl tinggal memiliki pilihan Bambang Pamungkas dan Irfan Bachdim untuk mendampingi Cristian Gonzales.

Bambang berpotensi masuk ke 11 pemain utama karena ia lebih matang dan tenang bermain di bawah tekanan. Keunggulan psikologis Bambang sangat dibutuhkan untuk menembus pertahanan Malaysia yang sangat ketat, terutama di bawah penjagaan bek tengah Fadhli Shas dan Muslim Ahmad. Selain itu, kontribusi Irfan terlihat menurun dalam dua laga terakhir.

Soal penjaga gawang yang akan diturunkan, Riedl memastikan Markus Haris Maulana siap diturunkan. Markus sebelumnya berlatih terpisah bersama fisioterapis. ”Markus tidak ada masalah, ia bisa bermain.”

Riedl menargetkan gol cepat untuk meraih keunggulan 4-0 dan menginstruksikan pasukannya bermain menyerang sejak menit awal. Namun, serangan balik Malaysia melalui penyerang Safee Sali tidak boleh dilupakan.

”Dengan keunggulan 3-0 saya sangat percaya diri untuk bertanding di leg kedua,” ujar Safee, yang kini pencetak gol terbanyak (empat gol). Pelatih Malaysia Krisnashamy Rajagobal sudah menyiapkan strategi untuk menangkal usaha Indonesia menciptakan gol menit-menit awal.

Ulangi taktik di Vietnam

Mereka akan lebih bertahan dengan mengandalkan serangan balik seperti saat menahan Vietnam 0-0. ”Saya akan meminta para pemain tampil dengan baik karena Indonesia akan mencoba membuat gol cepat. Kita tidak hanya bertahan, tetapi juga melakukan sesuatu untuk menjaringkan gol,” ujar Rajagobal.

Rajagobal memang tidak menyatakan secara tegas akan bertahan. Namun, ia menggambarkan permainan tim ”Harimau Malaya” akan seperti saat menahan Vietnam 0-0 di Stadion My Dinh. Ia mengaku memberikan kebebasan kepada pemain, yang penting mereka bisa bermain bagus.

”Fokus saya adalah para pemain melakukan perlawanan yang baik. Kami juga punya pemain menyerang yang baik. Kami tidak cari draw, kami datang ke sini untuk mencari gol,” ujar Rajagobal, yang telah mengantarkan tim U-23 Malaysia menjuarai SEA Games 2009.

Kisruh tiket

Berbeda dengan persiapan tim yang maksimal, penyelenggaraan laga final terutama terkait pendistribusian tiket pada penonton masih amburadul. Sejumlah pemegang kupon (voucer) pembelian tidak bisa menukarkannya dengan tiket sehingga sebagian mereka protes ke kantor PSSI.

Sempat terjadi kericuhan di loket penukaran tiket kategori III sekitar pukul 13.30 ketika para pemegang kupon yang mengantre di loket justru ditinggal kabur petugas. Mereka menuju ke kantor PSSI dan berkerumun sambil meneriakkan cemoohan kepada Ketua PSSI Nurdin Halid.

Terkait pengamanan, aparat menyiapkan prosedur sangat ketat bagi para penonton. Penonton akan digeledah dari kemungkinan membawa petasan, kembang api, senjata tajam, termasuk juga laser. Sekitar 7.000 aparat keamanan dikerahkan.

Untuk mencegah konsentrasi warga di Stadion Gelora Bung Karno, Pemprov DKI Jakarta menggelar nonton bareng di 268 lokasi se-Jakarta. Di sisi lain, 72 pusat perbelanjaan juga menggelar nonton bareng itu. (ECA/RAY/OTW/ANG/TRI/INK/ENG/ART/EKI/NDY/RAZ/ABK/SAM )***

Sumber : Kompas, Rabu, 29 Desember 2010 | 04:10 WIB

Ada 8 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

  • Eka yus Rusamsi

Rabu, 29 Desember 2010 | 12:24 WIB

Mudah2an timnas garuda mempersembahkan kado termanis di tahun 2010 ini dengan menaklukkan timnas harimau malaya dengan skor telak 4-0, bangkit dan berjuang timnasku...

Balas tanggapan

  • joko karang gupito

Rabu, 29 Desember 2010 | 12:24 WIB

timnas bermainlah ngotot,, soale kalau dak ngotot tetap kalah agregat

Balas tanggapan

  • khairil anwar

Rabu, 29 Desember 2010 | 12:13 WIB

kalah menang dalam pertandingan itu biasa....... masuk final dalam pertandingan itu biasa............ menjadi juara dalam laga AFF 2010 itu luar biasa........

Balas tanggapan

  • Yoga Prayogo

Rabu, 29 Desember 2010 | 11:37 WIB

Dari depan televisi, nanti sore saya tidak akan pernah berhenti untuk berdoa. Semoga Tuhan kasih yang terbaik untuk Timnas.

Balas tanggapan

  • Noramin Atan

Rabu, 29 Desember 2010 | 11:19 WIB

Ayo seluruh rakyat Indonesia tercinta, mari kita bangkit untuk memberikan dukungan kepada tim Merah Putih yg akan berlaga nanti malam untuk mengharumkan nama bangsa. tak perlu membawa nama partai, nama hantu belau segala. yang penting dukungan murni untuk pahlawan lapangan hijau kita. :INDONESIA BISA"

Balas tanggapan

Inilah Susunan Pemain Indonesia Vs Malaysia

FINAL AFF 2010

Inilah Susunan Pemain Indonesia Vs Malaysia

Skuad inti tim nasional Indonesia dalam Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI)***

JAKARTA — Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, memilih Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim sebagai start up ujung tombak serangan timnas ke gawang Malaysia pada laga final kedua Piala AFF 2010, Rabu (29/12/2010) malam ini.

Sementara itu, di lini gelandang, Arif Suyono, dipastikan langsung menjadi starter menggantikan Oktovianus Maniani. Okto tidak bisa bermain dalam pertandingan kali ini karena mendapat akumulasi kartu kuning dua kali.

Berikut susunan pemain Indonesia dan Malaysia:

Indonesia: Markus Harison; Mohammad Nasuha, M Ridwan, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Maman Abdurachman, Arif Suyono, Firman Utina, Ahmad Bustomi, Irfan Bachdim, Cristian Gonzales.

Malaysia: Khairul Fahmi bin Che Mat; Mohd Sabre bin Mat Abu, Mohd Asraruddin Putra, Safiq bin Rahim, Norshahrul Idlan bin Talaha, Mohd Safee bin Mohd Sali, Amar bin Rohidian, Kunanlan Subramaniam, Mohamad Muslim bin Ahmad, Mojamad Ashari bin Samsudin, Mohd Fadli bin Mohd Shas.***

Sumber : Kompas.com, Rabu, 29 Desember 2010 | 18:41 WIB

Joko Bodo Prediksi Bakal Rusuh

FINAL AFF 2010

Joko Bodo Prediksi Bakal Rusuh

Timnas Indonesia berlatih menjelang pertandingan final leg pertama melawan Malaysia, dengan mengangkat gawang, di Lapangan PSSI Komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (21/12/2010). (TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA)***

TERKAIT :

JAKARTA — Paranormal Ki Joko Bodo berprediksi bahwa kerusuhan akan terjadi pada laga final kedua Piala AFF 2010 antara Indonesia dan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Rabu (29/12/2010). Namun, dia tak merinci kerusuhan yang dimaksud.

"

Saya melihat pada pertandingan besok sangat kental dan kuat akan terjadinya kerusuhan.

-- Ki Joko Bodo

"

"Saya melihat pada pertandingan besok sangat kental dan kuat akan terjadinya kerusuhan," ungkap Ki Joko Bodo ketika dihubungi Tribunnews melalui telepon selulernya, Selasa (28/12/2010).

Joko Bodo juga mengatakan bahwa pertandingan ini merupakan sesuatu yang sangat berat yang harus dilalui timnas Indonesia untuk bisa meraih Piala AFF 2010.

Pasalnya, jika timnas Indonesia nantinya bisa memenangkan pertandingan dengan Malaysia, maka hal itu pun tidak akan mampu membawa timnas untuk bisa meraih gelar juara.

"Buat pertandingan besok, saya melihat Indonesia akan unggul satu gol saja dari lawannya sehingga akan sangat sulit untuk bisa meraih gelar juara," ungkapnya.

Walau demikian, dia akan tetap berdoa supaya timnas Indonesia bisa tembus dan berhasil mencapai 4 gol lebih untuk bisa melangkah mendapatkan gelar juara.

"Mari kita sama-sama berdoa saja supaya bisa berhasil dan tembus di atas 4 gol. Namun, perlu juga diwaspadai akan terjadi aksi saling jegal, baik selama pertandingan maupun di luar pertandingan," ungkap Ki Joko Bodo yang juga mengatakan bahwa aksi laser tidak akan terjadi di stadion nanti. (Tribunnews/Iman Suryanto)***

Sumber : Kompas.com, Selasa, 28 Desember 2010 | 22:42 WIB

  • Ada 114 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda
  • kurniawan aja
    • Rabu, 29 Desember 2010 | 14:57 WIB
    • rusuh neh orang..cari ke kacauan aja
    • Balas tanggapan
  • Roy hakim Peranginangin
    • Rabu, 29 Desember 2010 | 14:52 WIB
    • nanti garuda bisa terbang, ga keok lagi di makan singa .... singanya jadi kucing,,,, kucing garong lagi.... semnagat TIM-Nas... 5-0 dari Ref_Frac WINA Gresik ( Abdul, Rouf)
    • Balas tanggapan
  • armusi arga
    • Rabu, 29 Desember 2010 | 14:40 WIB
    • yg jelas klu Garuda Kalah, supporter pasti ribut... kita lihat aja nanti... itulah Supporter Indonesia...
    • Balas tanggapan
  • dhana ulul azmi
    • Rabu, 29 Desember 2010 | 14:39 WIB
    • kalau ki joko bodo disebelah gue, gue ajak taruhan.. 7-1 untuk timnas..
    • Balas tanggapan
  • mukhtar lutfie
    • Rabu, 29 Desember 2010 | 14:06 WIB
    • sekali merdeka tetap merdeka, dengan semangat garuda di dadaku dan doa dari segenap bangsa indonesia maka insya ALLAH indonesia akan menang......irfan, gonzales, bambang.....tunjukkan bahwa anak bangsa ini memang layak menjadi juara...amien ya robbal alamien.
    • Balas tanggapan

Jumat, 24 Desember 2010

Tiba di Malaysia, Timnas Langsung Dielu-elukan

JELANG FINAL AFF 2010

Tiba di Malaysia, Timnas Langsung Dielu-elukan

Laporan wartawan KOMPAS Agung Setyahadi

Suporter tim nasional Indonesia penuh semangat memberi dukungan selama Piala AFF 2010. Pada partai final pertama di Malaysia, 26 Desember, Indonesia berharap "serbuan" TKI untuk mendukung perjuangan mengalahkan tuan rumah. (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)***

TERKAIT:

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Tim nasional sepak bola Indonesia disambut hangat dan dielu-elukan oleh warga negara Indonesia yang tinggal di Kuala Lumpur. Kedatangan timnas juga disambut dengan pengalungan bunga oleh 25 siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur yang dikerahkan oleh Duta Besar Republik Indonesia Da'i Bachtiar, Jumat (24/12/2010).

Timnas tiba di Bandara Sultan Abdul Azis Syah Subang pukul 12.20 waktu Kuala Lumpur. Pemain yang pertama turun dari pesawat adalah bek tengah Hamka Hamzah. Para pemain kemudian bersalaman dengan Duta Besar Da'i Bachtiar dan sejumlah staf kedutaan di tepi landasan parkir.

Pemain kemudian langsung masuk ke ruang tunggu khusus. Mereka duduk sambil bersantai dan bersosialisasi di dunia maya menggunakan telepon seluler. Ada juga yang duduk sendirian menghindari keramaian di ruangan samping, seperti kiper Ferry Rotinsulu.

Di dalam ruang tunggu itu, ibu-ibu istri pejabat kedutaan mengajak para pemain idola berfoto, seperti Irfan Bachdim, Cristian Gonzales, Markus Haris Maulana, dan Firman Utina. Bachdim paling laris diajak berfoto bersama oleh kaum hawa.

Para pemain keluar dari ruang tunggu pukul 13.15 karena proses pengurusan izin masuk sudah selesai. Di lorong keluar bandara, setelah meja imigrasi, para pemain dikalungi bunga oleh anak-anak Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.

Di luar bandara, Bambang Pamungkas (BP) giliran menjadi serbuan para suporter Malaysia. BP yang pernah menjadi bintang klub Selangor FC masih menjadi idola penggemar sepak bola di Malaysia.

Editor: Tri Wahono | Dibaca : 13965

Sumber : Kompas.com, Jumat, 24 Desember 2010 | 14:38 WIB

Minggu, 19 Desember 2010

UN SMP dan SMA Dilaksanakan Mei 2011

UN SMP dan SMA Dilaksanakan Mei 2011

Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

Jumat, 17 Desember 2010 | 21:28 WIB

LASTI KURNIA/KOMPAS IMAGES

ILUSTRASI: Mendiknas bilang, dalam ujian selalu ada faktor kemungkinan dan peluang. Peserta ujian memiliki kemungkinan dan peluang untuk lulus ataupun tidak lulus.

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan Badan Standar Pendidikan Nasional telah siap dengan formula baru penilaian kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Untuk itu, pelaksanaan ujian nasional tahun ajaran 2010/2011 hanya dilaksanakan satu kali pada bulan Mei 2011.

"

Pada tahun ini UN ulangan ditidakan. Adapun ujian sekolah diadakan sebelum pelaksanaan UN.

"

Ujian nasional (UN) utama untuk SMA/SMK digelar pada minggu pertama Mei 2011, sedangkan untuk SMP pada minggu kedua Mei 2011. Adapun UN susulan bagi mereka yang belum mengikuti UN utama dilaksanakan satu minggu kemudian. Pada tahun ini UN ulangan ditidakan. Adapun ujian sekolah diadakan sebelum pelaksanaan UN.

Demikian perubahan yang terungkap dalam sosialisasi kebijakan UN Tahun Pelajaran 2010/2011 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Jakarta, Kamis (17/12).

Kegiatan tersebut selain untuk mensosialisasikan juga meminta masukan soal perubahan UN dari dinas pendidikan kota/kabupaten dan perguruan tinggi.Pemerintah memnag telah memgang formula baru. Namun, sebelum ditetapkan secara resmi, pemerintah dan BSNP meminta masukan dari daerah apakah perubahan dalam pelaksanaan UN 2011 bisa diterima dengan baik.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan dengan adanya formula baru yang mengevaluasi siswa secara komprhensif selama tiga tahun belajar, polemik UN yang muncul tiap tahun diharapkan bisa berhenti. "Kita nantinya mesti lebih fokus pada apa yang perlu dikerjakan atau diperbaiki dari hasil UN," ujar Nuh.

Ketua BSNP Djemari Mardapi mengatakan penilaian kelulusan antara UN dan hasil belajar di sekolah tidak lagi saling memveto, namun bisa saling membantu. Untuk itu, penilaian UN digabung dengan nilai dari sekolah.

Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,5. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.

Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN.

Nuh mengatakan bobot UN mesti lebih besar dari nilai sekolah untuk mengontrol hasil kelulusan. Pasalnya, dari data-data yang ada masih banyak sekolah yang me-mark up nilai siswa.

Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3.

Adapun kriteria kelulusan ujian sekolah diserahkan kepada sekolah. Nilai sekolah merupakan nilai rata-rata dari ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 setiap mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas Mansyur Ramli mengatakan penilaian kelulusan siswa tidak lagi hasil potret evaluasi sesaat. Penilaian dilakukan selama proses belajar siswa di sekolah.

Editor: R Adhi KSP Dibaca : 4600