RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Sabtu, 30 Januari 2010

Dokter Keluarga Dapat Berperan Mengedukasi Masyarakat

PT ASKES

Model Dokter Keluarga Dikembangkan

JAKARTA - Dokter keluarga dapat berperan mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan dan mengawasi kesehatannya. Sistem tersebut juga mengurangi biaya kesehatan. Melihat peluang tersebut, PT Askes mulai mengembangkan sistem dokter keluarga bagi anggotanya yang saat ini sekitar 16,2 juta pegawai negeri sipil.

Direktur Operasional PT Askes Umbu M Marisi mengatakan, Kamis (28/1), PT Askes tengah mengadakan uji coba penerapan sistem dokter keluarga di Jawa Timur.

Di Jawa Timur, jumlah total dokter keluarga 215 orang dan 78 di antaranya terlibat dalam proyek percontohan PT Askes untuk melayani 187.792 peserta.

Dia mengatakan, dokter keluarga merupakan dokter umum yang menerapkan pelayanan menyeluruh bagi pasiennya. Satu orang dokter keluarga menangani sekitar 2.000 peserta. Mereka merupakan dokter umum yang dilatih menjadi dokter keluarga dan kompeten. ”Dalam program itu juga terdapat kegiatan kunjungan dokter,” ujarnya.

Dia mengatakan, dokter keluarga belum populer di tengah masyarakat. Selama ini, masyarakat berpandangan jika sakit sebaiknya langsung mendatangi dokter spesialis atau ke rumah sakit yang biayanya kadang lebih besar. Padahal, sebagian kasus yang dialami bisa diselesaikan oleh dokter umum.

”Sebagai contoh, sekitar 30 persen pasien Askes langsung ke rumah sakit atau spesialis untuk mendapat resep yang sifatnya lanjutan. Nantinya hal seperti itu bisa dialihkan ke dokter keluarga yang bisa sekaligus mengedukasi dan melakukan pemantauan kesehatan pasien secara berkelanjutan. Sistem itu akan mengubah cara orang berobat,” ujarnya.

Dia mengatakan, dalam uji coba di Jawa Timur telah ada hasilnya sehingga program itu akan dilanjutkan pada 2010. Namun, hasilnya belum cukup memuaskan sehingga akan terus ditingkatkan. ”Kami berupaya agar pemahaman tentang fungsi dan peran dokter keluarga makin baik di kalangan dokter ataupun peserta Askes,” ujarnya.

Untuk itu, PT Askes akan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para calon dokter keluarga.

Perusahaan itu juga akan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia guna meningkatkan kemampuan dokter umum menjadi dokter keluarga.

Syarat menjadi dokter keluarga, seperti tempat praktik dan kemampuan dokter, juga akan dievaluasi terus. (INE)***

Source : Kompas, Jumat, 29 Januari 2010 | 03:36 WIB

Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda

sujud @ Jumat, 29 Januari 2010 | 12:17 WIB
knp sih klu sy priksa di RSUD pk askes g pernah 1 hari selesai?pst 2 hr.mks

sujud. @ Jumat, 29 Januari 2010 | 12:16 WIB
kok daftar dr klg yg dikeluarkan pt.askes cab surakarta byk/ g ada yg dikenal?apa boleh mengajukan dr. klg sendiri?mks

PT DI Rakit Kerangka Helikopter Pesanan Eropa

INDUSTRI

PT DI Rakit Kerangka Helikopter Pesanan Eropa

BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia pada Januari ini memulai pembuatan kerangka helikopter pesanan perusahaan pabrikan helikopter asal Eropa, Eurocopter. Pesanan berjumlah 125 unit itu ditargetkan bisa dipenuhi sampai 2020.

Permulaan kerja itu ditandai dengan perakitan awal di hanggar PT DI, Rabu (27/1) di Bandung. Hadir dalam acara itu Vice President Airframe Eurocopter (EC) Andreas Stoeckle, President Director Eurocopter Indonesia Henry Stell, dan Direktur Utama PT DI Budi Santoso.

Dalam kerja sama itu, PT DI akan mengerjakan bagian kerangka (airframe) yang terdiri atas ekor (tailboom) dan badan (fuselage) dari helikopter jenis Super Puma keluaran terbaru, EC 725 dan EC 225. ”Kesepakatan produksi dengan EC telah ditandatangani pada 2008. Kerja sama ini sendiri dirintis sejak 1978,” kata Budi.

Pada 1978, PT DI yang masih bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) menjalin kerja sama dengan pabrik helikopter Eropa untuk merakit helikopter Puma NAS 330. Kerja sama itu berlanjut dengan pembuatan kerangka helikopter Super Puma NAS 332 sejak 1981. Helikopter EC 725 dan EC 225 yang kini sedang dikerjakan merupakan pengembangan dari helikopter Super Puma Nas 332.

Stell mengatakan, perbedaan mendasar antara EC 725 dan EC 225 terletak pada peruntukannya. Helikopter EC 725 khusus dibuat bagi keperluan militer. Saat ini Angkatan Udara Perancis sudah menggunakan helikopter jenis tersebut. Adapun EC 225 untuk keperluan sipil. Dalam pembuatan kerangka helikopter itu, PT DI sepenuhnya mendapatkan bahan dari Eurocopter.

Tahapan produksi dimulai dengan membuat bagian ekor pada Januari 2010 dan bagian badan mulai Mei 2010. Produksi pertama bagian ekor harus diserahkan pada Oktober 2010, sedangkan bagian badan pada November 2011.

Sementara itu, di Yogyakarta, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Imam Sufaat mengatakan, pada 2010, TNI AU mengalokasikan anggaran Rp 900 miliar untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal tersebut bertujuan untuk mengejar kemajuan alutsista, yang selama ini kurang layak. (ENY/REK)***

Source : Kompas, Jumat, 29 Januari 2010 | 03:46 WIB

Top of Form

Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda

zato @ Jumat, 29 Januari 2010 | 11:34 WIB
kami bangga jadi tukang rakit

Nokia Siemens Networks dan LG Electronics mencapai kecepatan downlink

KILAS IPTEK

Rekor Kecepatan Data LTE

Nokia Siemens Networks dan LG Electronics mencapai kecepatan downlink data jaringan radio Long Term Evolusi (LTE) sebesar 100 mbps, kecepatan maksimal untuk terminal LTE Kelas 3. Dalam LTE, perangkat pengguna dikategorikan berdasarkan potensi kecepatan data uplink dan downlink. Terminal Kelas 3 diharapkan menjadi terminal LTE komersial pertama yang digunakan secara luas ketika diluncurkan akhir 2010.

Panggilan data yang bekerja dalam terminal Kelas 3 dengan batas kecepatan 100 mbps itu menunjukkan kemajuan signifikan menuju LTE komersial.

”LTE adalah teknologi mobile broadband super cepat. Kini tersedia jalur mulus dan hemat biaya menuju LTE hanya dengan upgrade peranti lunak,” kata Marc Rouanne, Kepala Sistem Jaringan di Nokia Siemens Networks (NSN), Rabu (27/1).

Panggilan data ini dilakukan sebagai uji coba NSN dan LG pada pita frekuensi 2100 MHz dan 2600 MHz di pusat penelitian NSN di Oulu, Finlandia, dan Ulm, Jerman. NSN dan LG terus melakukan pengujian terhadap LTE dalam pita-pita frekuensi lain dan untuk meningkatkan kinerja. NSN juga memasang sejumlah terminal LG dalam jaringan uji coba lapangan untuk transmisi nirkabel langsung di kawasan Espoo, Finlandia, dengan skenario layanan bergerak di dunia nyata. (*/LUK)***

Source : Kompas, Kamis, 28 Januari 2010 | 02:52 WIB

Patung Peninggalan Suku Maya

KILAS IPTEK

Survei Geologi di Haiti dan Dominika

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan menerbangkan pesawatnya melintasi Haiti dan Republik Dominika untuk melakukan survei kegempaan. Survei ini bertujuan untuk melihat tanda-tanda adanya kemungkinan gempa lebih lanjut setelah kejadian gempa dua pekan lalu yang menewaskan sekitar 200.000 orang. Pesawat ini menggunakan radar untuk melihat perubahan geologis pada patahan Hispaniola yang melintasi dua negara pulau itu. (Reuters/YUN) ***

Kedirgantaraan di Rusia Alami Penyusutan

Rusia tercatat terdepan dalam bidang ruang angkasa dan menjadi yang pertama meluncurkan satelit ke ruang angkasa. Kini, menurut peneliti Rusia Thomson dalam makalahnya, negara Asia Timur ini menjadi pemain minor di dunia ilmu pengetahuan. Menyusutnya pengaruh Rusia di dunia tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga di industri yang berbasis ilmu seperti nuklir. (Reuters/YUN)***

Patung Peninggalan Suku Maya

Para arkeolog baru-baru ini menemukan kepala patung raksasa peninggalan suku Maya di Guatemala. Temuan itu menjadi petunjuk adanya kota besar yang terkubur di bawah hutan belantara di kawasan Peten. Patung yang dilapisi bahan semacam semen itu lebarnya 3 meter dan tingginya 3,45 meter. Peninggalan suku Maya yang tergolong tinggi peradabannya itu terkubur berabad-abad lalu di reruntuhan Chilonche, dekat perbatasan dengan negara Belize. (Reuters/YUN)***

Source : Kompas, Jumat, 29 Januari 2010 | 03:50 WIB

Selasa, 26 Januari 2010

TARIAN RITUAL PUA KARAPAU

TARIAN RITUAL PUA KARAPAU- Sejumlah lakimosa (tetua adat) menari dan bersorak-sorai untuk mengiringi dan menghibur kerbau yang akan dipotong sebagai korban persembahan dalam ritual Pua Karapau di Dusun Cawelo, Desa Rokirole, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. (Foto:Kompas/Samuel Oktora)***

PUA KARAPAU

Ritual Pemulihan Alam di Pulau Palue

Oleh Samuel Oktora

Musim kemarau panjang, hasil pertanian dan laut kurang menggembirakan, serta wabah penyakit melanda menjadi tanda serius bagi tetua adat untuk segera melakukan ”pendinginan” atau pemulihan alam. Ritual Pua Karapau merupakan salah satu jawabannya.

Pua Karapau (muat kerbau) merupakan salah satu ritual adat yang telah dilakukan turun-temurun oleh warga Dusun Cawelo dan Tudu, Desa Rokirole di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pulau sendiri sekitar dua jam dengan morot laut dari Maumere (Kabupaten Sikka) atau satu jam dari Ropa (pesisir utara Kabupaten Ende).

Warga dua dusun itu yang berada di luar Palue pun berdatangan sebelum rangkaian Pua Karapau mulai dilakukan hingga puncaknya, yakni berupa pemotongan kerbau sebagai persembahan kepada Rawula Watu Tana (Tuhan penguasa alam semesta) dan para leluhur. Tahun ini puncak acara jatuh awal bulan 11 tahun 2009.

Termasuk Lakimosa (tetua adat) Cawelo, Cosmas Himalaya, yang tinggal di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, jauh-jauh hari sudah tiba di Palue, pulau kecil dalam kepungan Laut Flores itu.

”Dalam tradisi di Cawelo, Pua Karapau digelar dua kali dalam lima tahun, sedangkan di wilayah adat yang lain ada yang cuma satu kali. Pua Karapau di Cawelo tahap pertama dilakukan tahun 2006 dan kali ini yang kedua,” kata Cosmas.

Pua Karapau tahun ini memang agak unik karena semestinya hanya memuat dua kerbau. Namun, berhubung seekor kerbau yang dipersiapkan sejak tahun 2006 mati pada bulan Juni 2009, maka perlu dipersiapkan gantinya tahun ini sehingga yang dipersiapkan menjadi tiga ekor.

Pasalnya, untuk Pua Karapau tahap pertama akan dipersiapkan dua kerbau, seekor di antaranya untuk dipotong dalam ritual tersebut, sedangkan seekor lainnya dipersiapkan untuk dipersembahkan pada masa Pati Karapau (potong kerbau) pada tahun ke-5.

Sementara pada Pua Karapau tahap kedua juga dimuat lagi dua kerbau, seekor dipotong saat itu, sedangkan seekor lainnya untuk Pati Karapau. Dengan demikian, saat Pati Karapau tahun 2011 akan dipotong dua kerbau yang dipersembahkan bagi Rawula.

”Persembahan kerbau pada waktu Pua Karapau dimaksudkan sebagai pemberitahuan bahwa masyarakat Cawelo telah mempersiapkan persembahan (dua kerbau) untuk Rawula dan para leluhur, yang akan diberikan pada saat Pati Karapau,” kata Cosmas.

Dari delapan desa di Pulau Palue, tradisi Pua Karapau dan Pati Karapau dilakukan turun-temurun oleh komunitas adat di empat desa, yaitu Nitunglea, Rokirole, Tuanggeo, dan Ladolaka.

Namun, tata cara ritual antara satu wilayah adat dan wilayah yang lain berbeda-beda. Sebagai contoh di Rokirole yang berpenduduk 1.500 jiwa—yang meliputi tiga dusun—memiliki dua wilayah kelakimosaan, yaitu wilayah adat Cawelo dan Tudu, serta wilayah Lakimosa Koa. Di Cawelo, Pua Karapau dalam lima tahun dilakukan dua kali, sedangkan di Koa dilaksanakan sekali saja.

Serba lima

Satu hal yang menarik dalam Pua Karapau sejumlah ritual yang dilakukan serba lima. Begitu pula Pati Karapau digelar setiap lima tahun sekali. Bagi komunitas pendukung ritual itu, angka lima menyimbolkan keberuntungan.

Sebelum Pua Karapau dilaksanakan tanggal 28 Oktober, masyarakat Cawelo harus menjalani masa pantang, yaitu tidak melakukan pekerjaan di kebun, melaut, atau pekerjaan lain, selama lima hari. Selama hampir sepekan itu sejumlah warga menyeberang ke Ropa, Desa Keliwumbu, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende di daratan Pulau Flores, untuk membeli tiga kerbau sebagai hewan kurban.

Sebelum berangkat ke Ropa, rombongan adat masing-masing harus lima kali mengelilingi tubu ca (tugu besar) dan tubu lo’o (tugu kecil) di tengah kampung. Selanjutnya perahu yang juga bermuatan gendang dan gong harus berputar lima kali di sekitar pelabuhan sebelum bertolak ke Ropa.

Selama perjalanan juga dilantunkan lima lagu adat. Begitu pula ketika rombongan hampir tiba di Ropa, perahu harus berputar lima kali sebelum lego jangkar. Setelah kerbau dinaikkan ke dalam perahu di pantai Ropa, perahu kembali berputar lima kali sebelum bertolak pulang ke Pulau Palue.

Cosmas menjelaskan, dalam ritual Pua Karapau akan terbangun relasi yang baik, terutama dengan Rawula, lalu persahabatan dengan alam, serta hubungan yang harmonis dengan sesama. Ritual itu menuntut yang berkonflik menjadi rukun kembali karena di dalamnya ada proses perdamaian dan pemulihan.

Kerbau yang dipotong sebagai persembahan dalam ritual tersebut, ujar Lakimosa Cawelo yang lain, Bernadus Ratu, juga berperan sebagai korban penebusan sebagai ganti kesalahan yang dibuat manusia atau warga setempat.

Karena itu, tak heran, begitu kerbau yang telah dipotong tersungkur karena kehabisan darah, warga berebut menyentuhkan kakinya ke badan kerbau yang berlumuran darah. Tentu dengan harapan segala penyakit yang diderita juga tertumpah atau ditanggung ke darah kerbau tersebut.

Karena berfungsi sebagai korban penebusan kesalahan, daging kerbau tidak dikonsumsi oleh semua lakimosa dan keluarganya, serta warga Cawelo dan Tudu.

Sebaliknya warga dusun atau desa lain diperbolehkan mengambil dan mengonsumsi daging kerbau itu. Namun, pengambilan daging kerbau kurban itu harus dilakukan secara diam-diam seolah mencuri atau tanpa diketahui masyarakat Cawelo.

Warga juga berkeyakinan posisi kepala kerbau setelah jatuh dan tewas mempunyai makna sendiri. Arah kepala hewan kurban itu diyakini menunjukkan kawasan yang akan memberikan hasil panen berlimpah pada musim mendatang.

Pada ritual Senin (3/11), kepala kerbau sebenarnya menghadap ke gunung di bagian selatan, posisi yang tidak mendatangkan rezeki karena menghadap kawasan berbatu atau bukan lahan pertanian. Karena masih bernapas, kepala kerbau itu oleh sejumlah tetua cepat-cepat digeser dan diarahkan ke utara menghadap areal kebun dan perairan pantai tempat para nelayan memburu ikan.

”Lewat ritual ini diharapkan hasil dari kebun maupun laut berlimpah. Kalau demikian, masyarakat berkecukupan dan dijauhkan dari penyakit. Juga mereka yang bekerja di luar pulau akan mendapatkan perlindungan,” kata Lakimosa Cawelo, Neno Toni, seusai pemotongan kerbau.

Ketahanan pangan baik

Tradisi tua itu menunjukkan betapa masyarakat Cawelo masih berpegang kuat pada akar budaya mereka. Ritual Pua Karapau dan Pati Karapau juga menunjukkan masyarakat Cawelo adalah masyarakat yang religius. Tradisi itu juga berdampak positif pada pertanian mereka.

Masyarakat Palue tidak menanam padi untuk kebutuhan pangan. Mereka hanya menanam jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan, dan pisang. Penunjang ekonomi mereka yang lain adalah dari tanaman perdagangan, seperti kelapa, vanili, jambu mete, dan kakao, serta hasil melaut.

Mereka tidak pernah mengalami krisis pangan alias kelaparan. Ketahanan pangan warga Palue secara umum baik, sebagaimana warga Cawelo, karena ditunjang dengan adat istiadat setempat.

Setelah masa Pua Karapau berakhir dalam lima tahun, yang ditutup dengan Pati Karapau, masyarakat adat Cawelo akan memasuki phije, yakni masa haram atau pantang selama lebih kurang lima tahun. Selama masa itu mereka dilarang melakukan aktivitas yang merusak alam, juga melukai tanah. Sebagai contoh, memetik daun, apalagi menebang pohon, merupakan larangan keras. Begitu pula penggalian, pengerukan, dan pembuatan jalan maupun fondasi rumah juga dilarang. Penguburan orang mati pun tak bisa dilakukan dalam masa phije. Orang mati pada masa itu terpaksa tidak dikubur dalam tanah, melainkan dibaringkan saja di pemakaman.

Pada masa phije, yang diperbolehkan adalah aktivitas untuk menunjang atau memberikan kehidupan seperti bertani. Jika masa pantang itu dilanggar, warga akan dikenai sanksi adat. Yang lebih fatal, sebuah pelanggaran diyakini dapat mengakibatkan korban jiwa atau kesialan. Itu sebabnya pada masa itu warga menjadi fokus pada kegiatan pertanian. Bahkan, kelestarian lingkungan juga terjaga dengan baik.

Namun, pengaruh adat itu juga berdampak kurang baik pada aspek pembangunan, salah satunya pembuatan jalan kabupaten pada bulan Oktober lalu menjadi terhambat. Hal itu terjadi untuk pembuatan jalan sepanjang 1 kilometer lebih, yang menghubungkan Dusun Cawelo dengan Koa.

Pembangunan tidak bisa berjalan karena di Dusun Koa telah dilakukan Pati Karapau pada bulan Januari sehingga saat ini telah memasuki masa phije lebih kurang hingga tahun 2014.

Camat Palue Fernandes Woda pun kemudian mengusulkan kepada Bupati Sikka Sosimus Mitang agar proyek jalan rabat beton Cawelo-Koa dialihkan dahulu ke daerah lain dalam wilayah Palue.

Dari pengalaman kasus ini memang sudah tidak zamannya lagi penetapan dan pengalokasian anggaran pembangunan desa dilakukan dari atas (top down), melainkan harus dari aspirasi arus bawah (bottom up).

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sikka sebelum menetapkan alokasi anggaran pembangunan desa perlu berkomunikasi terlebih dahulu dengan lembaga adat sehingga program pembangunan desa tidak terbengkalai. ***

Source : Kompas, Sabtu, 23 Januari 2010 | 04:57 WIB

Senin, 25 Januari 2010

Sejarah Peradaban Islam di Uzbekistan

Danau Alam di Uzbekistan

TEMPAT SUCI KAUM MUSLIM - Di sebuah tempat terpencil di perbukitan Jizzax, Uzbekistan, terdapat tempat suci bagi kaum Muslim. Di tempat inilah panglima perang Nabi Muhammad SAW, Said ibnu Abu Vaggos, pernah tinggal lama dan meninggalkan bagian jarinya yang terpotong. Air dan ikan di danau alam ini dianggap sebagai air dan ikan suci/keramat sehingga tetap terpelihara meski telah berusia lebih dari 10 abad. (Foto: Kompas/Rakaryan Sukarjaputra)***

SEJARAH

Menyusuri Peradaban Islam di Uzbekistan

Oleh Rakaryan Sukarjaputra

Uzbekistan, bagi umumnya warga Indonesia, bisa dipastikan adalah nama yang asing. Padahal, sejarah menunjukkan justru para ulama dari negara inilah yang menjadi motor penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, melalui para wali yang kita kenal hingga saat ini. Di kalangan warga Uzbekistan, nama Indonesia bahkan cukup populer.

Bagi mereka yang pernah membaca atau mendengar sebuah hadis, nama Imam Bukhari (810-870) pastilah bukan nama yang asing. Beliau dianggap sebagai salah satu penyampai hadis yang diakui kesahihannya. Beliau adalah putra Bukhara, salah satu provinsi di wilayah barat Uzbekistan.

Ibnu Sina (980-1037), yang dikenal sebagai filsuf dan ahli medis modern pada zamannya, juga kelahiran Afsyahnah, dekat Bukhara, Uzbekistan. Karyanya yang sangat terkenal, yaitu Qanun fi Thib, menjadi rujukan di bidang kedokteran selama beberapa abad, termasuk di Indonesia. Dunia Barat mengenal dia dengan nama Avicenna.

Sejarah para wali sembilan penyebar agama Islam di Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari Uzbekistan karena beberapa di antara para wali itu memiliki kaitan langsung dengan negara di Asia Tengah tersebut.

Sisa-sisa peninggalan peradaban Islam masih banyak tegak berdiri di negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet itu meski pernah diabaikan, bahkan dibiarkan rusak oleh penguasa Soviet dulu. Ornamen-ornamen Islam yang banyak dipengaruhi Persia (Iran), dengan warna-warna biru yang menonjol, tersebar di banyak tempat, menunjukkan kekhasan arsitektur pada masa abad ke-11 hingga ke-17 Masehi. Wajarlah bila badan dunia PBB untuk perlindungan kekayaan budaya, UNESCO, menobatkan Samarkand sebagai salah satu kota warisan sejarah dunia, sejajar dengan Istanbul di Turki.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai keislaman juga tertanam dalam kehidupan rakyat Uzbekistan. Ketika bertemu dengan seseorang, baik yang telah dikenal maupun yang belum dikenalnya, warga Uzbek biasa menyapa dengan salam ”assalamualaikum”, sambil menaruh telapak tangan kanannya di dada sebelah kiri. Lebih jauh dari itu, penghormatan mereka yang tinggi terhadap para tamu dan keakraban yang mereka tunjukkan dengan tulus adalah pengamalan nyata ajaran Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Peradaban Islam

Sebagai negara berpenduduk mayoritas pemeluk Islam, yaitu sekitar 85 persen dari populasi Uzbek yang mencapai 27,5 juta jiwa, nilai-nilai keislaman pernah mendapatkan tekanan sangat berat ketika wilayah itu berada di bawah kekuasaan Soviet. Akan tetapi, tekanan yang berat justru membuat nilai-nilai keislaman itu tertanam dalam pada warga Uzbekistan. Maka, begitu Uzbekistan mendeklarasikan kemerdekaannya pada 31 Agustus 1991, berbagai peninggalan peradaban Islam langsung dibenahi kembali dan hingga kini menjadi sumber daya tarik utama bagi kunjungan wisatawan ke negara itu.

Peradaban Islam masuk ke wilayah yang saat ini disebut Uzbekistan pada sekitar abad kedelapan lalu. Ketika itu pasukan kekhalifahan Arab dari Persia menguasai Mawarannahr (lahan yang berada di antara sungai), yaitu wilayah di antara Sungai Amudarya dan Sungai Syrdarya. Masuknya pasukan kekhalifahan Arab itu membawa ajaran Islam, yang langsung bisa diterima rakyat setempat.

Akan tetapi, jauh sebelum itu, beberapa abad sebelum Masehi, beberapa suku nomad dari Iran telah lebih dahulu tiba di wilayah yang sekarang bernama Uzbekistan itu. Mereka membangun kota-kota dan jaringan irigasi untuk menjadikan lahan padang rumput di wilayah itu lahan pertanian produktif. Kota Bukhara dan Samarkand pun mulai muncul sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan.

Dalam perjalanan menuju India, pada 327 sebelum Masehi, Raja Alexander yang Agung pun sempat singgah di wilayah Uzbekistan, khususnya di wilayah yang dahulu bernama negara-negara Soghdian dan Bactrian. Akan tetapi, perlawanan rakyat kemudian membuat pasukan Alexander Agung harus mundur dan wilayah yang kini bernama Uzbekistan kemudian dikuasai oleh kekaisaran-kekaisaran Persia, yaitu Parthian dan Sassanid.

Masuknya Islam melahirkan sejumlah filsuf cemerlang, seperti Abu Nasr Farabi, Imam al-Bukhari, Narshaki, Nadjimmiddin Kubro, Abu Ali ibnu Sina, serta para penyair seperti Rudaki, Yusuf khas Khadjib, Ahmad Yassavi, dan Abu Bakr-al-Khorezmi. Gerakan baru Islam pun berkembang pesat karena keistimewaan yang dimilikinya, antara lain kebebasan berpikir atau dikenal sebagai Mutaziliya, Ismailiya, dan Sufisme.

Kota-kota Bukhara, Samarkand, Merv, Urgench, dan Kiva sangat terkenal di kalangan negara-negara Muslim. Karya-karya seni, arsitektur, dan proyek-proyek konstruksi berkembang cepat menandakan kejayaan kekhalifahan Islam.

Pada awal abad ke-11, atas arahan Mamun Khorezm-Shakh, sebuah pusat riset baru didirikan di Khorezm, di mana para ilmuwan orientalis bekerja. Pusat riset ini belakangan didedikasikan untuk Khorezm-Shakh dan menjadi akademi pertama di Asia Tengah.

Kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari wilayah yang kemudian diberi nama Mawarannahr pun terkenal ke seluruh dunia. Akan tetapi, pertumbuhan cepat Mawarannahr itu terhenti pada awal abad ke-13 akibat invasi Mongol ke wilayah itu. Pemimpin Mongol, Genghis Khan, menghancurkan seluruh kota, jaringan infrastruktur irigasi, dan sumber-sumber pustaka budaya dari periode abad kedua dan ketiga Masehi. Perjuangan untuk membebaskan diri dari pendudukan asing dilakukan selama setengah abad pada abad ke-14. Salah satu tokoh penting dalam perjuangan itu adalah Amir Temur, yang setahap demi setahap bisa membebaskan wilayah Mawarannahr dan Khorasan dari penguasa Mongol. Pada akhir abad ke-14, sebuah negara baru yang kuat dengan wilayah luas pun terbentuk.

Amir Temur menekankan betul pentingnya kekuatan politik, ekonomi, dan pertumbuhan budaya. Prinsip-prinsip pengelolaan sebuah negara dia gambarkan dalam dokumen yang dikenal sebagai The Code of Temur. Setelah ditinggalkan Amir Temur, para keluarga penerus Temur memberikan perhatian besar terhadap pemajuan kesenian, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Oleh karena itulah Amir Temur menjadi sosok sangat penting dalam sejarah rakyat Uzbekistan, yang sekaligus meneruskan lagi kejayaan Islam di wilayah yang dikuasainya.

Pemerintah Uzbekistan membangun sejumlah patung Amir Temur di hampir semua kota besar di Uzbekistan. Di ibu kota Tashkent, misalnya, patung Amir Temur antara lain terdapat di sebuah lapangan di pusat kota, berdampingan dengan sebuah museum khusus Amir Temur di seberang lapangan tersebut.

Arsitektur yang khas

Uzbekistan saat ini memiliki sejumlah peninggalan masjid dan madrasah maupun pemakaman yang memiliki ciri arsitektur Islam yang khas. Selain bentuknya yang hampir seragam, berbagai bangunan yang didirikan dengan bahan baku utama batu bata merah itu juga kaya dengan ornamen Islam, baik dalam bentuk tulisan-tulisan arab maupun pola-pola garis dan bentuk.

Bangunan peninggalan peradaban Islam itu bentuknya berbeda sekali dengan bentuk-bentuk bangunan peninggalan peradaban Islam yang ada di Turki. Melihat arsitektur bangunan tersebut, dengan pola-pola tembok pintu gerbang yang dibangun tinggi, dengan menara di kedua sisinya yang tak kurang dari 20 meter, kita akan terpukau akan kehebatan para arsitek dan ahli bangunan pada abad ke-11-17 tersebut.

Lebih dari itu, di Uzbekistan, khususnya Tashkent, kita bisa melihat sebuah Al Quran asli peninggalan khalifah Usman bin Affan pada abad ketujuh. Al Quran yang di sisinya masih terlihat bekas-bekas darah itu menjadi koleksi sangat berharga sekaligus bukti kuatnya peradaban Islam di negara itu pada masa lalu.

Sangat pantas bila Uzbekistan kini memanfaatkan berbagai peninggalan peradaban Islam tersebut sebagai daya tarik utama bagi wisatawan ke negara itu. Wisata ziarah ke makam para tokoh besar Islam yang ada di Uzbekistan bisa semakin meningkatkan kadar ketakwaan, sekaligus semakin memberikan pemahaman mendalam mengenai ajaran-ajaran Islam dan kebesaran Islam.

Kemerdekaan dari Soviet telah membangkitkan kembali nilai-nilai keislaman di negara itu. Seperti halnya di Indonesia, nilai-nilai Islam tersebut tampil dalam wujud Uzbekistan yang lebih terbuka, ramah, dan menghormati para tamunya, persaudaraan yang kuat di antara warganya, serta terus berupaya berdemokrasi untuk membangun sebuah negara yang kuat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyatnya.***

Source : Kompas, Sabtu, 23 Januari 2010 | 04:53 WIB

Senin, 18 Januari 2010

UNESCO Tetapkan Tahun Keanekaragaman Hayati

KILAS IPTEK

UNESCO Tetapkan Tahun Keanekaragaman Hayati

Ancaman terhadap keanekaragaman hayati di belahan muka bumi mendorong Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan tahun 2010 ini sebagai Tahun Keanekaragaman Hayati. Keputusan itu, antara lain, dilandasi masih minimnya pemahaman tentang peran penting keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia dan dalam mempertahankan sistem saling dukung di bumi. Persoalan ancaman keanekaragaman hayati haruslah dilihat secara multidisiplin dengan mengombinasikan ilmu alam, sosial, manusia, kebudayaan, dan keragamannya. Diyakini, pendidikan dan komunikasi berkontribusi besar dalam mengatasi akar penyebab merosotnya keaneragaman hayati menuju pembangunan berkelanjutan.

Selama tahun ini, UNESCO akan menggagas beberapa kegiatan yang bertujuan mendidik dan meningkatkan kesadaran publik pada alasan-alasan konservasi keanekaragaman hayati. Hal itu juga untuk mengisi kesenjangan dalam pengetahuan soal keanekaragaman hayati serta merangsang tindakan internasional lebih lanjut guna memanfaatkan secara optimal keanekaragaman hayati. (ELN)***

Sumber : Kompas, Senin, 18 Januari 2010 | 02:32 WIB


Dua ekor macan tutul jawa (Panthera padus melas) dewasa tertangkap kamera

MACAN TUTUL

Macan tutul jawa baru-baru ini terekam oleh kamera pengintai yang dipasang tim pemantau populasi macan tutul jawa Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. (Foto:Dokumentasi Balai TNGHS)***

SATWA LANGKA

Macan Tutul Jawa Tertangkap Kamera TNGHS

BOGOR - Dua ekor macan tutul jawa (Panthera padus melas) dewasa tertangkap kamera yang dipasang tim pemantau macan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Hasil cetak foto dari kamera tersebut juga mengungkap jalur jelajah satwa langka tersebut dilintasi oleh manusia.

”Untuk mengetahui populasi dan penyebaran macan tutul jawa, kami melakukan monitoring dengan memasang kamera pengintai (camera trap) pada 17 Desember 2009 hingga 5 Januari 2010. Hasilnya, antara lain, dua ekor macan tutul jawa dewasa terfoto oleh kamera itu,” kata Kepala Balai TNGHS Bambang Supriyanto di Bogor, Sabtu (16/1).

Lokasi pemantauan macan di lakukan di dua titik di kawasan resor Gunung Kendeng sekitar 1.165 meter di atas permukaan laut dan 1.011 di atas permukaan laut. Metode yang dipakai adalah pemasangan kamera pengintai serta pengamatan langsung terhadap tanda berupa bekas cakaran (marking), jejak tapak kaki (footprint), kotoran (faeces), dan identifikasi jenis pakan.

Selain memastikan keberadaan dua ekor macan dewasa itu, hasil pemantauan juga menunjukkan ketersediaan pakan bagi macan mencukupi.

Bekas cakaran dan jejak tapak kaki yang ditemukan di areal pemantauan menunjukkan kawasan itu memang kawasan jelajah dan teritorial macan tutul jawa.

Dari kotorannya yang ditemukan jelas sekali bahwa satwa itu memangsa babi, musang, dan primata.

”Kawasan TNGHS memang habitat terbaik bagi macan jawa. Satwa ini pemangsa puncak pada rantai makanan di kawasan hutan TNGHS. Mereka mengendalikan hama babi dan musang di hutan taman nasional sehingga tidak menjadi hama bagi petani yang bertani atau berkebun di sekitar kawasan,” ujar Bambang.

Kawasan TNGHS terletak di Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak seluas 113,357 hektar. Saat ini populasi macan tutul jawa berkisar 41-45 ekor. (RTS)

Source : Kompas, Senin, 18 Januari 2010 | 03:13 WIB

Sabtu, 16 Januari 2010

Gerhana Matahari Jumat (15/1/2010) Terlama di Milenium II Masehi

Terlama di Milenium II Masehi

Oleh M Zaid Wahyudi

Gerhana matahari cincin selama 7-11 menit, Jumat (15/1), menyapu sebagian kecil wilayah Afrika, Samudra Hindia, dan China. Sebagian besar wilayah tersebut hanya dapat melihat gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari cincin kemarin hanya terjadi pada daerah yang dilewati jalur antumbra (anti-umbra) selebar 333,1 kilometer mulai dari Republik Afrika Tengah, Kenya, Samudra Hindia, Myanmar hingga China. Jalur ini adalah daerah di permukaan bumi yang berada di daerah perpanjangan bayang-bayang inti bulan. Jalur ini hanya muncul saat gerhana matahari cincin terjadi.

Puncak gerhana terjadi di Samudra Hindia, barat daya India di dekat garis khatulistiwa. Di daerah ini, gerhana matahari cincin berlangsung 11 menit 7,8 detik dan puncaknya terjadi pukul 13.06 WIB atau 11.06 waktu setempat. Wilayah darat yang paling dekat dengan posisi puncak gerhana matahari cincin ini adalah Male, Maladewa.

Orang di daerah yang dilewati jalur antumbra akan melihat matahari seperti cahaya cincin di angkasa dengan waktu yang bervariasi antarwilayah. Bedanya antara 7-11 menit. Perbedaan waktu ini disebabkan variasi posisi ketinggian matahari terhadap horizon dan tingkat kelengkungan permukaan bumi di setiap wilayah akibat bentuk bumi yang seperti telur.

Saat puncak gerhana, wilayah dengan posisi matahari di atas kepala akan membuat gerak bayangan lebih lambat. Sebaliknya, saat posisi matahari di dekat horizon, saat matahari baru terbit atau akan tenggelam, gerak bayangan lebih cepat.

Kondisi itu ditambah dengan kelengkungan muka bumi. Semakin dekat suatu wilayah ke kutub bumi, maka gerak bayangannya pun menjadi lebih cepat dibanding daerah yang terletak di khatulistiwa.

Karena itu, gerhana matahari cincin di Male, Maladewa, lebih lama dibanding yang tampak di Nairobi, Kenya, atau Chongqing, China. Di Male—di dekat khatulistiwa—gerhana terjadi menjelang tengah hari, sedangkan di Nairobi saat matahari baru terbit dan di Chongqing saat matahari akan terbenam.

Wilayah di luar jalur antumbra, termasuk Indonesia, hanya dapat menikmati gerhana matahari sebagian. Wilayah Indonesia di mana gerhana matahari tampak adalah di Sumatera, Kalimantan, Jawa bagian barat, dan Sulawesi bagian utara.

Banda Aceh merupakan daerah terbaik untuk menyaksikan gerhana matahari sebagian di Indonesia karena 46,50 persen piringan matahari akan tertutup oleh piringan bulan. Gerhana yang membuat piringan matahari terlihat berbentuk sabit besar itu terjadi pukul 13.37-16.44.

Di Jakarta, hanya 4,46 persen piringan matahari tertutup oleh piringan bulan yang terjadi pukul 13.32-16.00. Tanpa menggunakan alat penapis cahaya matahari, gerhana di Jakarta akan sulit teramati karena hanya sedikit piringan matahari yang tertutup bulan.

Peristiwa biasa

Gerhana matahari atau bulan sebenarnya peristiwa biasa yang terjadi setiap tahun. Jumlah gabungan kedua gerhana itu dalam satu tahun antara 2-7 kali, dengan variasi jumlah gerhana matahari antara 2-5 kali per tahun dan gerhana bulan antara 0-3 kali per tahun.

Peristiwa biasa ini menjadi istimewa karena hanya daerah-daerah tertentu yang bisa melihatnya. Masyarakat di suatu daerah dapat melihat lagi gerhana yang mirip di lokasi berdekatan sekitar 54 tahun kemudian. Fase puncak gerhana matahari cincin kemarin menjadi gerhana cincin terlama dalam milenium ini. Gerhana cincin dengan durasi puncak gerhana lebih dari 11 menit baru akan terjadi pada tahun 3043.

Dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung, Ferry M Simatupang, mengatakan, lamanya durasi puncak gerhana ini ditentukan oleh jarak Matahari terhadap Bumi dan posisi jatuhnya bayangan Bulan di Bumi.

Saat ini, jarak Matahari-Bumi sedang berada pada rentang terjauhnya, 152,1 juta kilometer. Kondisi ini membuat gerak Bumi mengelilingi Matahari lebih lambat dibanding jika jarak Bumi-Matahari mencapai yang terdekat-147,1 juta kilometer.

Gerhana matahari cincin atau sebagian tidak memberikan pengaruh sebesar gerhana matahari total pada kehidupan di bumi. Namun bagi astronom, pengamatan gerhana sangat berguna untuk menghitung waktu secara teori dan waktu berdasarkan observasi.

Pencocokan waktu ini sangat penting untuk memastikan waktu pergerakan benda-benda langit. Waktu teoretis perlu dikalibrasi karena waktu di Bumi yang didasarkan atas rotasi bumi tidak stabil.

Waktu rotasi bumi rata-rata adalah 23 jam 56 menit 4 detik. Kecepatan rotasi itu amat ditentukan oleh tarikan gaya gravitasi benda-benda langit lain, terutama Matahari dan Bulan. Gaya tarik benda langit lain itu membuat rotasi Bumi menjadi lebih cepat atau lebih lambat dibanding rata-ratanya. Dengan demikian, waktu teoretis perlu terus-menerus dicocokkan.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sugarin mengatakan, secara teoretis, gerhana memang bisa memicu terjadinya pasang naik air laut. Namun dari gerhana kemarin, ketinggian pasang naik air laut masih terdeteksi normal, yaitu 1,1 meter. Dalam kondisi normal, pasang naik maksimal adalah 1,2 meter.

Meski saat ini gelombang di sejumlah perairan Indonesia cukup tinggi, 1,5 meter-3 meter, pengaruh akumulasinya dengan akibat gerhana matahari amat ditentukan oleh arah gelombang. Karena itu, dampak pasang naik air laut akibat gerhana matahari tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Sumber : Kompas, Sabtu, 16 Januari 2010 | 03:20 WIB Foto-foto : Dok.NASA

Rabu, 13 Januari 2010

Lembaga Eijkman ketika mulai beroperasi tahun 1995 mempunyai 75 peneliti

"Brain Gain" Ilmuwan China dan Nasib Eijkman

Ketika menonton DVD film Cuba produksi tahun 1979 yang dibintangi aktor Sean Connery, masih terngiang ucapan ”kita membutuhkan otak” yang diucapkan Fidel Castro saat diktator Presiden Fulgencio Batista menyingkir meninggalkan Bandara Havana pada awal tahun 1959. Itu diucapkan Castro untuk mencegah pembantaian tentara pendukung Batista.

Tak urung ribuan ilmuwan, dokter, dan warga terdidik Kuba lari ke Amerika Serikat. Kuba pun mengalami brain drain. Namun, riset dasar biologi molekuler dan terapannya di Kuba kini berkembang pesat dan bermuara pada temuan aneka produk bioteknologi farmasi.

China dan India pun sudah berdekade-dekade mengalami brain drain seperti Kuba pasca-Revolusi Castro. Namun, situasi mulai berbalik di kedua negara itu menyusul peningkatan luar biasa ekonomi mereka. Fenomena kebalikan brain drain ini dapat disebut sebagai brain gain.

Khusus untuk China, simak saja laporan International Herald Tribune (7/1/2010) di halaman 1 yang berjudul ”China’s Prodigal Scientists Return”. Salah satu ilmuwan asal China yang memperoleh posisi amat terhormat di AS, tetapi rela balik ke negeri asalnya adalah Shi Yigong (42).

Ia adalah ahli biologi molekuler Universitas Princeton. Riset Shi tentang bagaimana sel-sel yang rusak atau tak berguna mati secara alami telah membuka suatu jalur baru riset di bidang pengobatan kanker. Karena itu, ketika tahun 2008 ia diumumkan memperoleh dana hibah riset sebesar 10 juta dollar AS dari Howard Hughes Medical Institute di Maryland yang amat prestisius, para ilmuwan AS tak ada yang kaget. Orang baru amat kaget saat mengetahui bahwa Shi menolak dana riset itu dan mengundurkan diri sebagai dosen Princeton untuk menjadi Dekan Fakultas Sains Universitas Tsinghua di Beijing.

Padahal, Shi sudah menjadi warga negara AS dan tinggal di negara itu selama 18 tahun. Apalagi, sebagai mahasiswa Universitas Tshinghua, Shi pada tahun 1989 ikut dalam demo prodemokrasi di Lapangan Tiananmen. Karena itu, tak heran jika kecurigaan dan kecemburuan terhadap Shi tetap ada. Untunglah, Mei 2008, Shi diundang bicara tentang masa depan sains dan teknologi China di depan Wakil Presiden Xi Jinping dan para petinggi pemerintah di Zhongnanhai, kantor pusat pemerintah dan Partai Komunis RRC.

Selain Shi Yigong, masih ada lagi Rao Yi (47) ahli biologi yang pada tahun 2007 meninggalkan Universitas Northwestern untuk memimpin departemen sains di Universitas Beijing. Ada pula Wang Xiaodong, seorang peneliti Southwestern Medical Center Universitas Texas di Dallas, yang hijrah ke Lembaga Ilmu-ilmu Biologi Nasional di Beijing.

Kebetulan Pemerintah China juga menggenjot dana riset di dalam negeri. Tak heran jika dalam satu dekade terakhir jumlah publikasi ilmiah ilmuwan China berlipat empat kali, hingga tahun 2007 jumlahnya menduduki peringkat kedua setelah AS. Sekitar 5.000 ilmuwan China terlibat dalam riset nanoteknologi, ini menurut buku baru China’s Emerging Technological Edge yang ditulis Cong Cao dan Denis Fred Simon, dua peneliti tentang China yang berbasis di AS.

Perlunya ”critical mass”

Tentang baliknya ilmuwan seperti Shi Yigong dan Rao Yi ke China, Cong Cao berkomentar, ”Perjuangan mereka pasti amat berat, seperti pertempuran mendaki bukit. Mereka adalah ilmuwan-ilmuwan hebat. Namun, mereka harus menciptakan suatu critical mass untuk mereformasi sistem. Jika mereka tidak melakukan reformasi, mereka akan hengkang lagi.”

Menciptakan critical mass; itulah yang dilakukan Shi di Tsinghua. Kurang dari dua tahun ia sudah menarik 18 orang pascadoktor, hampir semuanya dari AS. Dalam satu dekade ia berharap kekuatan staf Fakultas Sains Tsinghua akan berkembang empat kali lipat.

Tentang reformasi birokrasi di bidang sains di China, itulah pula yang diteriakkan Rao Yi. Ia bahkan mengusulkan, kalau perlu, Kementerian Ristek China dibubarkan.

Menurut Prof Dr Sangkot Marzuki, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Pemerintah China dengan kemampuan finansialnya yang amat kuat memang secara terencana memanggil balik warga terdidik kelahiran China yang menetap di luar negeri. ”Jika para ilmuwan AS asal China banyak yang balik ke China, ini akan menjadi malapetaka bagi dunia ilmu AS,” katanya.

Bagaimana dengan nasib Lembaga Eijkman sendiri? Seperti halnya Shi Yigong, Sangkot yang sudah mapan di Universitas Monash, Australia, pada tahun 1993 rela balik ke Jakarta untuk menghidupkan Lembaga Eijkman setelah bertemu dengan Menristek BJ Habibie tahun 1990. ”Tahun 1995, ketika Eijkman diresmikan oleh Presiden Soeharto, dijanjikan akan dijadikan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND), tetapi sampai sekarang belum juga terwujud. Mudah-mudahan Eijkman akan menjadi LPND karena sudah didukung oleh Menristek dan Menkes yang baru,” tuturnya.

Lembaga Eijkman ketika mulai beroperasi tahun 1995 mempunyai 75 peneliti dan diproyeksikan tahun 2000 akan menjadi 150 peneliti. Namun, krisis ekonomi tahun 1998 membuat Eijkman sempat mengalami brain drain dan tahun 2004 nyaris ditutup karena minimnya anggaran. Syukurlah bom di depan Kedubes Australia, Jakarta, tahun 2004 menyelamatkan Eijkman karena terbukti para ilmuwannya mampu dalam tempo 13 hari mengidentifikasi Heri Golun sebagai pelaku.

Kini jumlah peneliti di Lembaga Eijkman kembali mencapai di atas 100 orang. Riset yang digeluti Eijkman berpusat di bidang malaria, demam berdarah, flu burung, hepatitis, forensik, penyakit genetik talasemia, dan pemetaan genetika populasi untuk kepentingan metabolisme obat dan merunut asal-usul penduduk Nusantara.

Akan ideal jika seandainya lembaga riset dasar seperti Eijkman menyatukan upaya bersama industri, seperti Biofarma atau Kimia Farma, untuk memproduksi vaksin flu burung, vaksin hepatitis B, dan lain-lain.

Kalau Kuba saja bisa, mengapa kita tidak? Jika China menguasai hardware dan India software, kita tentu tak ingin hanya bisanya nowhere....

Source : Kompas, Rabu, 13 Januari 2010 | 03:43 WIB

China menyatakan telah berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara

China Uji Pencegat Rudal

BEIJING, Selasa - China menyatakan telah berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara yang berbasis di darat. Uji coba tersebut dilakukan setelah pekan lalu Amerika Serikat bersedia menjual rudal pertahanan udara Patriot kepada Taiwan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, Selasa (12/1), mengatakan, uji coba pencegat rudal itu tidak dimaksudkan kepada negara mana pun. ”China melakukan uji coba teknologi pencegat rudal jarak menengah yang berbasis di darat dan berhasil mencapai tujuannya,” katanya.

”Tes ini pada dasarnya defensif dan tidak dimaksudkan terhadap negara mana pun serta konsisten dengan kebijakan pertahanan nasional China,” tutur Jiang.

Tidak banyak detail mengenai uji coba itu, tetapi Jiang menjamin uji coba tersebut tidak meninggalkan pecahan di luar angkasa dan tidak berisiko bagi satelit yang mengorbit.

Militer China sedang berada di tengah pembaruan teknologi besar-besaran, dipicu oleh meningkatnya belanja pertahanan tahunan hingga dua digit. Teknologi rudal dinilai sebagai salah satu kekuatan khusus Tentara Pembebasan Rakyat dan bisa memperkecil kesenjangan dengan militer AS dan kekuatan militer lainnya.

Bersamaan dengan pengumuman uji coba pencegat rudal, media milik pemerintah juga memperingatkan bahwa hubungan China dengan AS bisa cedera karena penjualan rudal kepada Taiwan. ”Setiap kali Amerika Serikat menjual rudal kepada Taiwan, terjadi kerusakan besar dalam hubungan China-AS,” sebuah komentar yang dilansir kantor berita Xinhua.

China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya. AS adalah penyedia senjata terbanyak bagi Taiwan kendati telah mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei kepada Beijing tahun 1979. ”China merasa bahwa AS di satu sisi menginginkan semua bentuk kerja sama. Di sisi lain, AS tetap menjual senjata kepada Taiwan. Ketidaksesuaian itu kian melebar,” kata Zhu Feng, dosen hubungan internasional pada Peking University.

Feng menambahkan, tidak akan ada pembalasan substantif dari China soal penjualan senjata itu. ”Akan tetapi, kepercayaan diri China sedang tumbuh dan merasa bahwa penjualan senjata kepada Taiwan itu melecehkan (China),” ujarnya.

Unjuk kekuatan

Analis menilai, meskipun uji coba pencegat rudal itu tetap memberi tekanan kepada AS soal kesepakatan senjata dengan Taiwan, tampaknya uji coba dilakukan dengan tujuan unjuk kekuatan.

Arthur Ding, pengamat pada National Chengchi University di Taiwan, mengatakan, uji coba itu akan mengirim pesan politik kepada AS dan negara-negara lain bahwa China siap untuk operasi udara skala penuh dengan negara mana pun.

”Tidak ada detail informasi sehingga sulit untuk menilai seberapa besar capaian China. Akan tetapi, setidaknya (uji coba) itu menunjukkan tren bahwa pertahanan udara adalah area yang menjadi fokus modernisasi militer China,” ujar Ding.

Belanja militer China naik 15,3 persen tahun 2009 menjadi 69 miliar dollar AS. Demi meredakan kekhawatiran yang merebak di luar negeri, China selalu menyatakan militernya pada dasarnya bersifat pertahanan.

Surat kabar China, The Global Times, mengutip ahli strategi militer China, Yang Chengjun, yang mengatakan bahwa uji coba itu telah mengantarkan China menuju fase baru dalam teknologi pencegat rudal. ”China perlu peningkatan kapabilitas dan perlu lebih banyak pertahanan militer karena negara ini menghadapi ancaman keamanan yang makin meningkat,” ujar Yang. (ap/afp/reuters/xinhua/fro)***

Source : Kompas, Rabu, 13 Januari 2010 | 03:53 WIB

Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda

ahli kependudukan @ Rabu, 13 Januari 2010 | 15:01 WIB
filosofo perang cina tidak menyerang negara lain, lebih suka perang dinegrinya sendiri, untuk mengurangi jumlah penduduknya diatas 1 milyard

comment @ Rabu, 13 Januari 2010 | 11:22 WIB
spt sejarah Cina ratusan tahun sejak jaman dinasti, Cina tidak akan mau menduduki wilayah org lain, krn itu strategi yg bodoh. Bukan spt Amerika di Irak & Afgan

China Bangun Bandara Tertinggi di Dunia

Bandara Tertinggi Dibangun di Tibet

BEIJING, Selasa - Pemerintah China telah mengumumkan rencananya untuk membangun sebuah bandara tertinggi di dunia, yang akan dibangun di Tibet pada tahun 2011. Pembangunan bandara ini untuk mempercepat tumbuhnya investasi di wilayah tertinggal Himalaya, kata media Pemerintah China, Selasa (12/1).

Bandar udara atau bandara itu diberi nama Nagqu Dagring dengan ketinggian sekitar 14.553 kaki atau 4.436 meter. Bandara ini diharapkan akan mengalahkan Bandara Bamda, juga di Tibet, di ketinggian 335 kaki atau 102 meter yang saat ini dijuluki sebagai bandara tertinggi di dunia. Jika bandara baru selesai dibangun, maka Bamda yang dibangun pada tahun 1994 akan berada di posisi tertinggi kedua.

Bandara baru Nagqu Dagring terletak sekitar 230 kilometer di utara Lhasa, ibu kota Tibet. Bandara baru merupakan bagian dari rencana berkelanjutan Pemerintah China di Beijing untuk mendorong pengembangan transportasi dan industri daerah tertinggal. Langkah itu juga merupakan salah satu cara untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup warganya.

Enam ruas jalur kereta api baru di dalam dan sekitar Tibet sudah beroperasi. Enam ruas itu digunakan tidak lama setelah diresmikan pada 2006 sebagai rangkaian terakhir dari jalur yang menghubungkan Beijing menuju Lhasa. Ekspansi China ke Tibet itu bukan tanpa kritik dari para pengamat dan pemerhati masalah ekonomi dan budaya China serta kawasan Himalaya.

Para kritikus mengatakan, investasi yang terburu-buru ke Tibet dapat menghancurkan sebagian besar wilayah pegunungan dan dataran tinggi Himalaya yang asri dan lembut. Masuknya mayoritas etnis Han dari China dapat mengancam kultur Buddha dan cara hidup tradisional Tibet. (AP/AFP/CAL)***

Source : Kompas, Rabu, 13 Januari 2010 | 03:54 WIB