RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Senin, 01 Februari 2010

Jawa Timur Peringkat Jumlah Penderita Kusta Tertinggi

KUSTA

Jumlah Penderita di Jatim Tertinggi

SURABAYA - Jawa Timur menempati peringkat pertama jumlah penderita kusta di Indonesia. Dari 17.723 orang penderita baru di Tanah Air setiap tahun, 5.000 hingga 6.000 penderita berasal dari Jawa Timur.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Budi Rahayu menuturkan, hal ini dipicu rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit kusta. Apalagi, masa inkubasi penyakit ini mencapai 10 tahun.

"Sebagian besar masyarakat masih meremehkan tanda-tanda kusta," kata Budi, dalam acara peringatan Hari Kusta Sedunia di Boezem Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Minggu (31/1). Tanda awal kusta bisa diketahui dengan keberadaan bercak warna merah atau putih di sekitar tubuh, seperti dada, perut, tangan, maupun kaki. Biasanya keberadaan bercak itu diikuti mati rasa beberapa organ tubuh.

"Kalau tanda-tanda itu muncul, seseorang harus segera memeriksakan diri ke rumah sakit sebelum ada urat syaraf yang mati. Kalau sampai ini terjadi organ tubuh harus langsung diamputasi," ucap Budi.

Dia berharap masyarakat tetap waspada karena penyebaran penyakit kusta cukup cepat. Proses penularan kusta melalui udara. Namun, sikap waspada kendaknya tidak diikuti dengan sikap antipati terhadap penderita kusta. Para penderita maupun mantan penderita kusta membutuhkan dukungan lingkungan sekitar agar psikisnya cepat pulih.

"Saya mengimbau kepada masyarakat agar tidak memandang penderita kusta dengan sebelah mata. Kita tidak akan tertulari penderita kusta yang sudah sembuh," ujar Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.

Terpinggirkan

Saat ini masih banyak penderita maupun mantan penderita kusta yang merasa terpinggirkan akibat cara pandang keliru masyarakat. Oleh sebab itu, pengobatan terhadap mereka tidak hanya melalui obat multi drug therapy (MDT) yang mampu menyembuhkan kusta dalam waktu paling lama sembilan bulan. Para penderita maupun eks penderita kusta juga membutuhkan pendampingan untuk memulihkan kondisi kesehatan psikis akibat dikucilkan masyarakat.

"Biasanya tidak semua mantan penderita kusta bisa langsung hidup di tengah-tengah masyarakat. Mereka membutuhkan bantuan pihak ketiga setelah sembuh dari penyakitnya," ujar Koordinator Perhimpunan Mandiri Kusta (Permata) Indonesia Bahrul Fuad.

Permata merupakan salah satu organisasi yang didirikan mantan penderita kusta dan bertujuan membantu para penderita yang sudah sembuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Keberadaan organisasi ini juga diharapkan mampu menghapus stigma dan perlakuan diskriminatif terhadap orang yang pernah mengalami kusta.

"Pendampingan dari sejumlah lembaga membantu kami mendapatkan kembali kepercayaan diri," kata Siti, orang yang sudah sembuh dari kusta. (RIZ/Kompas)***

Source : Kompas, Senin, 1 Februari 2010 | 16:14 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar