RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Sabtu, 09 Juli 2011

Teknik, Pertanian, Sains untuk Majukan Ekonomi

Sabtu, 9 Juli 2011

RUSWANTO ADI PRADANA ONLINE

91 Tahun Pendidikan Teknik

Teknik, Pertanian, Sains untuk Majukan Ekonomi

Didit Putra Erlangga Rahardjo | Kistyarini | Sabtu, 9 Juli 2011 | 13:15 WIB

Mendiknas M Nuh.(KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN)***

TERKAIT:

BANDUNG, RUSWANTO ADI PRADANA ONLINE - Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, dalam orasi ilmiahnya di Institut Teknologi Bandung, Sabtu (9/7/2011), mengatakan ada tiga disiplin ilmu yang harus didorong jumlah mahasiswanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Mahasiswa teknik pada dasarnya adalah orang yang optimis dan berorientasi dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada orang berlatar belakang teknik tetapi menyerah pada keadaan.

Dikatakannya, ketiga disiplin ilmu itu adalah teknik, pertanian, dan sains.

Dia menerangkan bahwa mahasiswa teknik pada dasarnya adalah orang yang optimis dan berorientasi dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada orang berlatar belakang teknik tetapi menyerah pada keadaan.

Dia melanjutkan, perguruan tinggi secara umum juga berkontribusi kepada perbaikan ekonomi bangsa. Tugas pemerintah adalah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dengan cara meningkatkan kapasitas perguruan tinggi yang ada maupun mendirikan perguruan tinggi baru.

"Sudah sangat jelas hubungan lama sekolah dengan perbaikan ekonomi. Semakin tinggi jumlah mahasiswanya, semakin tinggi penerimaan domestik bruto-nya," lanjut Nuh.

Dalam master plan percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia, jurusan teknik saat ini memiliki anggaran Rp 225 triliun, diprediksikan mendapat dana Rp 576 triliun pada 2015 dan puncaknya Rp 1.360 triliun pada 2025.

Jumlah pada tahun 2025 setara dengan APBN Indonesia tahun 2011. Dengan limpahan anggaran seperti itu, angka partisipasi kasar yang menjadi indikator partisipasi perguruan tinggi secara umum harus ditingkatkan dari 26,34 persen pada 2011, menjadi 33 persen pada 2015, dan 53 persen pada 2025. (Kompas.com)***

Source : Kompas.com, Sabtu, 9 Juli 2011

Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini.

·

Tumus Yalanidi

Sabtu, 9 Juli 2011 | 15:16 WIB

Sebenarnya sekolah pertanian di negeri kita ini sangatlah penting. hanya saja pemerintah kita tidak peka terhadap mereka. contoh. daerah penghasil beras dijadikan pabrik. singkong untuk bahan bakar tidak ada kelanjutannya. mustinya di tiap2 daerah yang subur jangan dijadikan pabrik. tapi dijadikan per contohan pertanian. kan Allah sudah menyediakan medianya , gimana kita mengolahhnya. tongkat dan kayu jadi tanaman salam

Tanggapi Komentar

·

mochamad-hilman sukagalih

Sabtu, 9 Juli 2011 | 14:08 WIB

sekolah pertanian bernasib buruk dgn petani,kurang diperhatikan bahkan banyak yg ditutup,klo pun masih ada peminat kurang

Tanggapi Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar