KILAS IPTEK
Ekstrak dari Telur Burung Langka
Sejumlah ilmuwan Australia hari Rabu (10/3) mengumumkan, mereka telah mengekstraksi asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/DNA) dari sel yang diambil dari telur burung yang memfosil. Penelitian itu merupakan langkah penting upaya pemetaan genom burung yang punah akibat kerakusan manusia. Namun, para ahli mengingatkan, hal ini bukan berarti hewan-hewan langka tersebut dapat kembali hidup, seperti dalam film Jurassic Park. Tim yang dipimpin Michael Bunce dari Murdoch University, Perth, Australia bagian barat, ini mengungkapkan, DNA itu diisolasi dari membran bagian dalam fosil telur-telur yang ditemukan di 13 lokasi di Australia, Madagaskar, dan Selandia Baru. Telur itu, antara lain, adalah telur moa atau Dinornis (burung unta raksasa bisa setinggi 4 meter) yang punah akibat perburuan oleh suku Maori di Selandia Baru, akhir abad ke-18, juga burung gajah—sampai 3 meter. Burung ini punah diburu orang Eropa saat menguasai Madagaskar tahun 1700-an. Telur tertua, yaitu dari emu (Dromaius novaehollandiae), sekitar 19.000 tahun. (AP/ISW) ***
Bintang Kerdil Saling Mengitari
Telah satu dekade berlalu dengan penuh misteri para astronom kini bisa menunjukkan adanya sepasang bintang kerdil berwarna putih yang saling mengitari dalam waktu selama 5,4 menit. Hal ini menjadikan keduanya sebagai ”pengeliling orbit tercepat” dan sebagai sistem bintang biner paling erat yang pernah ditemukan. Rekor bintang biner adalah HM Cancri atau RX J0806.3+1527—hal ini membutuhkan penjelasan tentang bagaimana sistem semacam itu bisa terbentuk. Bintang super cepat mungkin mewakili masa depan di mana dibutuhkan penelitian untuk mendeteksi gelombang gravitasi yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Sejumlah peneliti mengatakan, bintang biner HM Cancri posisinya amat dekat satu sama lain—jaraknya sekitar seperempat jarak matahari-Bumi.(livescience.Com/ISW)***
Sumber : Kompas, Kamis, 11 Maret 2010 | 03:56 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar