Markis Kido melemparkan raket dan pasangannya, Hendra Setiawan, mengepalkan tangan setelah memenangi medali emas nomor ganda putra bulu tangkis Asian Games dari pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. (GETTY IMAGES/MARK DADSWELL)***
Guangzhou, Kompas - Di tengah keprihatinan atas prestasi olahraga Indonesia, ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan mempersembahkan medali emas keempat bagi Indonesia dalam ajang Asian Games 2010. Emas ketiga dipersembahkan tim putra perahu naga dari nomor 250 meter.
Medali emas direbut Markis/Hendra dalam drama final melawan pasangan peringkat satu dunia dari Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, China. Markis/Hendra menang 16-21, 26-24, 21-19.
Tiga medali emas Indonesia lainnya berasal dari cabang dayung setelah tim putra Tanah Air berhasil meraih tiga medali emas perahu naga dari nomor 1.000 meter, 500 meter, dan 250 meter. Tim putra perahu naga Indonesia merebut medali emas terakhir perahu naga dengan kembali mengalahkan Myanmar dan China.
”Indonesia merupakan negara pertama yang merebut seluruh tiga medali emas pada satu multievent olahraga,” ujar Mohammad Suryadi, pelatih perahu naga Indonesia.
Perolehan empat medali emas ini memenuhi harapan para petinggi olahraga Indonesia. Sebelum berangkat ke Guangzhou, petinggi Indonesia menyatakan dapat mendulang empat emas, lebih banyak ketimbang perolehan Indonesia dalam Asian Games 2006. Waktu itu, Indonesia mendapat dua medali emas, yang berasal dari boling dan bulu tangkis.
Emas yang dipersembahkan Markis/Hendra sekaligus menjadi medali emas satu-satunya yang direbut tim bulu tangkis Indonesia di Guangzhou. Pebulu tangkis peraih emas Asian Games 2006, Taufik Hidayat, kandas di perempat final tunggal putra. Satu lagi wakil Indonesia di tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro, bahkan tersingkir pada babak pertama.
Selain emas, tim bulu tangkis Indonesia juga menyumbangkan tiga medali perunggu. Pasangan pelatnas Cipayung, Mohammad Ahsan/Alvent Yulianto, merebut perunggu di nomor ganda putra, sedangkan dua perunggu lainnya dipersembahkan pemain Indonesia dari nomor beregu putra serta putri.
Lambat
Adu strategi dan taktik guna menguasai ritme pertandingan diperlihatkan Markis/Hendra dan Koo/Tan. Pasangan Malaysia cenderung mengarahkan permainan menjadi cepat dan agresif. Sebaliknya, ganda Indonesia cenderung memperlambat tempo permainan.
”Mereka tadi bermain cepat sekali sehingga sulit bagi kami untuk mengendalikan permainan. Namun, kami berusaha terus untuk memperlambat tempo permainan, sampai poin terakhir dan untuk itu kami tidak pernah menyerah,” ujar Hendra.
”Saya senang sekali sudah mau kalah, akhirnya bisa menang,” kata Markis dalam jumpa pers.
Pada gim pertama, saat Indonesia bisa mulai menekan dengan luar biasa, Hendra malah gagal memanfaatkan kesempatan menambah poin. Smesnya di depan net menyangkut sehingga poin bertambah untuk Koo/Tan dan skor menjadi imbang 14-14.
Sejak itu, Malaysia lebih dominan. Gaya bermain pelan dan bola-bola di depan net yang dimainkan Indonesia beberapa kali justru menyulitkan mereka. Saat kedudukan 17-16 untuk pasangan Malaysia, bola pelan Hendra menjadi bumerang. Bola di atas net hasil pengembalian Hendra langsung dismes dengan cepat oleh Tan. Dominasi Koo/Tan pada gim pertama membuat ganda Malaysia itu unggul 21-16.
Pertarungan lebih ketat terjadi pada gim kedua. Beberapa kali Indonesia berhasil menekan dengan menerapkan permainan yang cepat. Sayangnya, berbarengan dengan itu, pasangan Indonesia juga kerap melakukan kesalahan. Penguasaan mereka terhadap permainan pun gagal membuahkan poin.
Markis/Hendra, peraih emas Olimpiade 2008, kelihatan akan memenangi gim kedua ketika mereka sampai pada gim poin 20-18. Namun, situasi yang menekan Malaysia justru berbalik sehingga gim poin kedua pasangan Indonesia, 20-19, kembali gagal membuahkan hasil.
Permainan pelan di sekitar net bahkan malah memaksa Hendra melakukan kesalahan. Koo/Tan pun bisa memaksakan deuce 20-20.
Gim kedua berlangsung semakin menegangkan. Tiga match point berhasil diciptakan pasangan Malaysia. Namun, dengan terhindar dari kesalahan sendiri, Markis/Hendra berhasil lolos dari tekanan hebat dan malah berbalik kembali menciptakan gim poin, 25-24. Kali ini, gim poin membuahkan hasil dan Indonesia menang 26-24.
Kekalahan di gim kedua rupanya menjadi titik balik bagi Malaysia. Gim ketiga pun berjalan hampir sepenuhnya dikuasai Indonesia. Permainan pelan sering berhasil dipaksakan oleh ganda Indonesia.
Indonesia sempat unggul 15-10. Namun, situasi berubah menjadi tegang setelah Malaysia bisa mengejar bahkan menyamakan kedudukan. Irama permainan mulai berpihak kepada Malaysia. Namun, Indonesia bisa menguasai permainan. Dikombinasikan dengan penempatan bola secara akurat di tempat kosong, pasangan Malaysia pun tunduk 19-21.
(A Tomy Trinugroho dan Korano Nicolash LMS dari China)***
Sumber : Kompas, Minggu, 21 November 2010 | 03:22 WIB
Ada 3 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda
- Philipus Dwiraharjo
Minggu, 21 November 2010 | 08:54 WIB
Bravo bukutangkis Indonesia, trimakasih atas perjuangan atlet-atlet Indonesia di Asian Games
- gatut ep
Minggu, 21 November 2010 | 07:57 WIB
Markis-Hendra...jangan cepat puas,ke depan makin berat tantanganMU. Benahi kelemahan-kelemahan yg ada padamu berdua..masih ada waktu. Salouutt....kami Indonesia menungguMU.
- hasan sungkar
Minggu, 21 November 2010 | 06:38 WIB
salut buat hendra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar