RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Kamis, 30 Desember 2010

Perlu, Pembaruan di Tubuh PBSI

BULU TANGKIS

Perlu, Pembaruan di Tubuh PBSI

WAS

CIPUTRA.

JAKARTA - Pendiri klub bulu tangkis Jayaraya, Ciputra, mengatakan, harus ada pembaruan di tubuh PBSI agar dapat meningkatkan prestasi bulu tangkis di arena internasional.

”Di klub Jayaraya ini, saya sudah meminta agar ada inovasi total, baik menyangkut kepelatihan, pembinaan, gizi, dan psikologi pemain. Semua upaya pembaruan itu didasarkan pada sport science. Begitu pula yang harus dilakukan PBSI,” ujar Ciputra di Jakarta, Rabu (29/12).

Ciputra mengaku prihatin atas prestasi para pebulu tangkis Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini yang sepertinya jalan di tempat. ”Dalam bisnis, sesuatu yang kita temukan lima tahun lalu sudah usang, sudah harus diinovasi, agar tidak ketinggalan dari pesaing. Begitu juga di olahraga, termasuk bulu tangkis ini,” katanya.

PB PBSI, menurut Ciputra, harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan pelatnas Cipayung. ”Hal ini penting untuk mengetahui apa yang harus diubah, apa yang harus di-upgrade, bagaimana metodenya. Sekali lagi, itu semua harus dilakukan berdasarkan sport science,” katanya.

Pemakaian sport science, kata Ciputra penting di tengah persaingan yang ketat. ”Seorang pelatih harus tahu, otot mana yang mesti diperkuat dari seorang pemain. Hal itu bisa dilakukan jika pelatih didampingi atau dibekali sport science,” ujarnya.

Ciputra, yang sudah 30 tahun membina Jayaraya, menyatakan, pembinaan harus dikembangkan ke sejumlah daerah. ”Tidak mungkin pembinaan hanya terpusat karena kita punya daerah yang luas,” katanya.

Fasilitas

Ciputra mencontohkan, bagaimana pelari cepat asal Jamaika, Usain Bolt, harus berlatih di Amerika Serikat. ”Itu tidak lain karena pelatih dan fasilitas untuk penerapan sport science di AS lebih bagus dari Jamaika. Begitu pula pelari jarak menengah dan jauh asal Afrika, yang rata-rata berlatih di AS,” katanya.

Sayangnya, kata Ciputra, Indonesia tidak punya banyak pakar sport science sehingga untuk menerapkan itu pun masih ada kendala. ”Saya kira ke depan harus dipikirkan bagaimana agar secepatnya kita menerapkan itu,” katanya.

Ciputra menegaskan, penerapan sport science akan terasa jika dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Di samping itu, kompetisi dalam negeri mesti diperbanyak untuk menjaring atlet-atlet muda.

”Kalaupun sekarang kita mulai melakukan perubahan pola pembinaan, baru lima tahun ke depan kita dapat menikmati hasilnya. Hal ini yang kadang kurang disadari,” katanya.

Ciputra mencontohkan, euforia bangsa Indonesia selama penyelenggaraan Piala Suzuki AFF. Tim nasional Indonesia yang masuk final dapat menggerakkan semua elemen masyarakat. Artinya, minat masyarakat akan bangkit seiring dengan prestasi yang dapat dicapai tim nasional.

”Belum juara saja, ramainya seperti ini. Ini akan terjadi juga di bulu tangkis,” katanya. (MBA)***

Sumber : Kompas, Kamis, 30 Desember 2010 | 02:48 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar