RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Minggu, 24 Oktober 2010

Penggunaan Obat Generik Sulit Ditingkatkan di RS

OBAT GENERIK

Penggunaan Obat Sulit Ditingkatkan di RS

JAKARTA - Penggunaan obat generik masih sulit ditingkatkan penggunaannya di rumah sakit. Penggunaan obat generik masih lebih banyak di puskesmas.

Hal itu terungkap dalam temu media terkait satu tahun kinerja Kementerian Kesehatan, Jumat (22/10). Penggunaan obat generik di rumah sakit 57,18 persen—meningkat sekitar 7 persen dibanding tahun 2009 sebesar 50,6 persen. Sementara penggunaan obat generik di puskesmas jauh lebih tinggi, yakni 96 persen atau meningkat dibanding tahun lalu yang penggunaannya sebesar 95 persen. Dari ketersediaan meningkat menjadi 14,2 bulan dari tahun lalu 12,6 bulan.

Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, sulit menaikkan penggunaan obat generik di RS antara lain karena kesetiaan dokter menggunakan obat-obat tertentu. Dia mengatakan, ke depan, dengan adanya sistem INA DRG, jenis obat yang digunakan tidak lagi menjadi masalah—yang penting harganya tidak jauh berbeda dari generik.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Sri Indrawaty mengatakan, rumah sakit telah menggunakan formularium dan belum sepenuhnya menggunakan obat generik. ”Sebagian dokter masih meragukan mutu obat generik. Oleh karena itu, strategi Kementerian Kesehatan dalam memperluas penggunaan obat generik antara lain akan mengunggulkan mutu,” ujarnya.

Pemerintah juga mendorong perusahaan farmasi memproduksi obat generik. Saat ini 70 persen penyakit telah ada obat generiknya. Kurang diminatinya produksi obat generik karena harganya murah. Untuk itu, pemerintah merasionalisasi harga untuk obat jenis tertentu. Tahun ini sebanyak 106 obat turun harga, 314 obat tetap harganya, dan 33 obat naik harga. (INE)***

Sumber : Kompas, Sabtu, 23 Oktober 2010 | 04:34 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar