HAITI
Wabah Kolera Telah Tewaskan 142 Orang
ST MARC, Jumat - Setelah gempa bumi hebat pada Januari lalu, yang menelan korban 230.000 jiwa, kini Haiti dilanda wabah kolera. Tercatat 142 jiwa di Haiti utara tewas dan setidaknya 1.000 orang terinfeksi wabah ini.
Wabah itu merebak dalam beberapa hari terakhir, tetapi belum mencapai kamp-kamp besar pengungsi di sekitar ibu kota Port-au-Prince, yang diporakporandakan gempa yang menyebabkan 1,2 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Namun, para pejabat mengkhawatirkan, wabah di kamp-kamp pengungsi yang sanitasinya parah dan fasilitas kesehatannya tak memadai itu bisa menyebabkan bencana kesehatan masyarakat.
Wabah di kawasan Artibonite di pedesaan yang menjadi tempat berlindung ribuan pengungsi gempa itu tampaknya mengonfirmasikan kekhawatiran organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan mengenai sanitasi bagi para korban gempa di kamp-kamp pengungsi.
”Sudah sejak lama kami mengkhawatirkan ini sejak gempa bumi,” kata Robin Mahfood, Ketua Food for the Poor, yang bersiap mengirim sumbangan antibiotik, oralit, dan pasokan-pasokan lain. Banyak dari korban yang sakit berkumpul di RS St Nicholas di kota pantai St Marc, di mana ratusan pasien berbaring di atas selimut di tempat parkir dengan infus.
Catherine Huck, Deputi Direktur Kantor PBB Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Haiti, mengatakan, Kementerian Kesehatan negara itu telah mencatat 142 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terinfeksi.
”Menurut hasil analisis di laboratorium, itu memang kolera,” kata Claude Surena, Ketua Persatuan Dokter Haiti.
Rumah sakit kewalahan
Menurut Gabriel Timothe, Dirjen pada Kementerian Kesehatan Haiti, rumah-rumah sakit dan pusat-pusat media di kawasan Arbonite kewalahan menangani gelombang pasien.
Kolera adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui air yang tercemar. Penyakit itu menyebabkan diare dan muntah parah yang bisa menyebabkan dehidrasi dan kematian dalam hitungan jam. Pengobatan bagi penderita di antaranya memberi serum rehidrasi.
Tak ada wabah kolera dilaporkan di Haiti selama puluhan tahun sebelum gempa bumi itu, menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS. Para pejabat Haiti, termasuk Presiden Rene Preval, selama ini menunjuk pada tiadanya wabah penyakit yang parah sebagai keberhasilan dari respons gempa bumi.
Mereka yang sakit datang dari seluruh Lembah Artibonite, sebuah kawasan sawah dan gunung-gunung gundul. Daerah itu tidak mengalami kerusakan parah dalam gempa bumi pada 12 Januari itu, tetapi telah menyerap ribuan pengungsi dari ibu kota yang terletak 70 km sebelah selatan St Marc.
Truk-truk yang membawa pasokan medis, termasuk garam oralit, dikirim dari Port-au-Prince ke rumah sakit di St Nicholas itu, menurut jubir Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan. Para dokter di rumah sakit di ibu kota itu mengatakan, mereka juga memerlukan tambahan personel untuk menangani membanjirnya pasien.
Negara di laut Karibia yang miskin itu juga telah terserang banjir parah hari-hari belakangan ini, menambah kesengsaraan mereka yang berjuang di sejumlah kota-kota tenda yang menampung para pengungsi korban gempa bumi.
Jumlah korban tewas akibat wabah kolera diduga kuat masih akan meningkat. Masih banyak warga yang sedang menderita karena terjangkit kolera. Dalam hitungan jam, jumlah korban tewas diberitakan terus meningkat. Pada hari Kamis baru diberitakan bahwa jumlah korban tewas mencapai 54 orang dan sehari kemudian sudah mencapai 142 orang. (AP/AFP/DI)***
Sumber : Kompas, Sabtu, 23 Oktober 2010 | 03:44 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar