RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Senin, 03 Mei 2010

Buku Keluarga dan Anak Diminati

Ratusan pengunjung Kompas Gramedia Fair 2010 memadati stan penerbit buku dan lokasi tempat duduk di depan panggung utama, Minggu (2/5). Animo masyarakat cukup tinggi. Mereka berharap event serupa rutin digelar setiap tahun di Palembang. (KOMPAS/BONI DWI PRAMUDYANTO)***

KOMPAS GRAMEDIA FAIR 2010

Buku Keluarga dan Anak Diminati

PALEMBANG - Buku untuk segmen keluarga dan anak merupakan produk yang paling diminati masyarakat Palembang selama pameran buku Kompas Gramedia Fair di Palembang. Dari sekitar 10.000 unit yang laku terjual selama 28 April-2 Mei, sekitar 40 persennya merupakan buku untuk kedua segmen tersebut.

Demikian hasil evaluasi pameran Kompas Gramedia Fair (KGF) 2010. Pameran buku yang digelar di Aryaduta Convention Center tersebut ditutup Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra pada Minggu (2/5) pukul 20.00. Ikut hadir sejumlah pejabat teras setempat.

Menurut Adji Purwoko, Ketua Panitia KGF 2010, setelah mengamati profil pengunjung selama pameran, segmen keluarga dan anak merupakan profil pengunjung terbanyak pameran.

”Ini seiring dengan jenis buku yang laris terjual selama pameran, yakni untuk keluarga dan anak. Kalau diamati mendetail, pengunjung tidak hanya keluarga muda, tapi juga keluarga mapan,” katanya.

Selain itu, jenis buku lainnya yang diminati adalah ilmu pengetahuan. Buku ini diperuntukkan bagi beragam segmen pembaca, seperti pelajar, mahasiswa, akademisi, pengusaha, hingga pemerintah. Jenis fiksi seperti novel dan cerita pendek menduduki peringkat ketiga produk buku yang terlaris selama KGF 2010.

Budianto, penjaga stan Kanisius, mengakui hal serupa. Dalam pameran ini, penerbit Kanisius memamerkan 700 buku.

Peluang besar

Hal yang mengejutkan dalam pameran ini adalah begitu tingginya antusiasme masyarakat Palembang membeli buku impor. Buku-buku asing itu salah satunya ditawarkan Direct Selling.

”Meski mahal mencapai jutaan, buku impor punya peluang besar di Palembang. Buku ini punya segmen khusus dari golongan atas, seperti pejabat kepolisian, aparat hukum, dan pejabat universitas. Ada seri buku hukum seharga Rp 10 juta dan kamus Rp 30 juta, tetap saja laku,” kata Adji Purwoko.

Berdasarkan hasil evaluasi panitia KGF 2010, dari total 50.000 buku yang dipamerkan, sekitar 10.000 unit laku terjual. Adapun jumlah pengunjung pameran selama lima hari mencapai 30.000 orang dengan omzet senilai Rp 913 juta. Jika dievaluasi dari sisi penerbit buku yang menjadi peserta pameran, ada tiga penerbit yang produknya paling laris terjual, meliputi PT Gramedia Pustaka Utama, PT Elex Media Komputindo, dan PT Bhuana Ilmu Populer.

Pameran KGF 2010 tak hanya memperlihatkan tingginya antusiasme warga Palembang terhadap ajang pameran, tetapi juga kemampuan ekonomis dalam hal membeli serta cukup tingginya minat baca warga Palembang.

Namun, potensi ini belum diimbangi dengan event pameran rutin. Salah satu penyebabnya adalah ketiadaan tempat pemeran yang berskala besar.

Menanggapi ini, Eddy Santana mengatakan, pemerintah sedang membangun gedung konvensi di Jakabaring. Pembangunan akan dimulai dalam waktu dekat dan ditargetkan selesai tahun 2011.

”Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara ini. Karena itu, saya mengajak Kompas Gramedia menggelar event serupa dalam menyambut HUT Kota Palembang pada Juni 2010,” katanya. (ONI) ***

Sumber : Kompas, Senin, 3 Mei 2010 | 03:00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar