THAILAND
"Kaus Kuning" Kembali Turun Gelanggang
BANGKOK, Kamis - Aktivis kelompok ”Kaus Kuning” yang lama berdiam diri, Kamis (29/4), kembali bersuara keras dan menuntut dilakukannya tindakan militer terhadap para pemrotes ”Kaus Merah”. Mereka menuntut segera diakhirinya anarki di ibu kota Bangkok.
Tampilnya kembali kelompok Kaus Kuning, yang terkenal karena aksi mereka menutup bandara internasional Bangkok selama seminggu pada 2008, semakin meningkatkan ketegangan di jalan-jalan Bangkok.
”Krisis di Thailand telah menyebar dengan cepat dan intensif dan menjadi sebuah kondisi anarki,” demikian petisi yang disampaikan para pemimpin Kaus Kuning, yang sebelumnya dikenal sebagai Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD). Petisi itu disampaikan kepada wakil-wakil pemerintahan dan militer.
Ditambahkan, krisis telah mencapai sebuah titik kritis dan merusak ekonomi dan masyarakat Thailand. Oleh karena itu, mereka ingin melihat para tentara yang berani menyingkirkan seluruh aktivitas ilegal itu dan menghadirkan kembali kedamaian di masyarakat Thailand secepatnya.
Bantuan UE
Kelompok Kaus Merah kemarin juga melakukan langkah lebih lanjut dengan meminta Uni Eropa (UE) mengirim pemantau untuk menghindari upaya penumpasan oleh tentara.
Permintaan pemrotes Kaus Merah itu disampaikan kepada delegasi diplomat UE di Bangkok, sehari setelah pecahnya pertikaian di jalan-jalan Bangkok, antara para pemrotes dan tentara pemerintah.
”Dihadapi dengan ancaman tank-tank dan kemungkinan pertumpahan darah, kami memohon bantuan Anda untuk menghindarkan terjadinya bencana hak asasi manusia,” demikian bunyi surat yang dibuat kelompok Kaus Merah ke kantor delegasi Uni Eropa.
UE dalam pernyataannya mengatakan, Dubes UE David Lipman bertemu singkat dengan pemrotes, dan menyerukan solusi damai dan penyelesaian melalui perundingan.
Di Jakarta, Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya menyesalkan adanya beberapa anggota korps diplomatik yang mengunjungi tempat berkumpulnya pemrotes Kaus Merah.
”Kami memprihatinkan kunjungan diplomat untuk bertemu dengan para pemimpin Kaus Merah itu. Kami tidak ingin melihat hal itu terjadi lagi. Kami telah menyampaikan keprihatinan itu kepada ketua korps diplomatik di Bangkok untuk menyampaikan kepada para anggotanya agar tidak berhubungan dengan orang- orang yang melawan hukum,” tegasnya.
Pada pertemuan dengan Presiden RI di Jakarta, disampaikan juru bicara presiden Dino Patti Djalal, Menlu Kasit menyatakan bahwa apa yang sekarang terjadi di Thailand bukan lagi konflik antara dua partai, tetapi sudah menjurus pada konflik yang lebih besar, yaitu konflik atau perbenturan antara kelompok yang loyal terhadap sistem konstitusional monarki dan kelompok yang mempunyai agenda berbeda, yang ingin mengubah sistem kenegaraan itu. (AP/AFP/Reuters/DAY/OKI) ***
Sumber : Kompas, Jumat, 30 April 2010 | 04:15 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar