RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Senin, 14 Desember 2009

Stasiun Thanaleng, Cikal Bakal Kereta Api Laos

Stasiun Thanaleng di pinggiran kota Vientiane resmi dioperasikan pada Mei 2008. Stasiun yang dibangun atas kerja sama antara Pemerintah Thailand dan Laos ini menghubungkan wilayah Thanaleng di Laos dan Nong Khai di Thailand dengan melintasi Sungai Mekong. (Foto : Kompas/Gatot Widakdo)***

TRANSPORTASI

Stasiun Thanaleng, Cikal Bakal Kereta Api Laos

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.30. Namun, suasana di Stasiun Thanaleng, Minggu (6/12), masih terlihat lengang. Hanya tampak sekitar 10 calon penumpang. Sebagian duduk menunggu datangnya kereta yang menuju Nong Khai, Thailand.

Stasiun Thanaleng berada di sebelah timur pinggiran kota Vientiane. Dari pusat kota, jaraknya sekitar 10 kilometer. Stasiun ini merupakan satu-satunya stasiun kereta di Laos. Rute perjalanan kereta dari stasiun ini pun hanya menuju Nong Khai yang berada di Thailand.

Infrastruktur dan sarana stasiun baru selesai dibangun akhir Mei lalu. Pembangunan stasiun dan jaringan rel kereta api sekitar 8 kilometer ini biayanya ditanggung bersama antara Pemerintah Laos dan Thailand.

Menurut Kepala Stasiun Thanaleng Khampet Sisamouth, dana yang dihabiskan untuk proyek ini sekitar Rp 30 miliar. ”Dari jumlah itu, Pemerintah Laos menanggung 30 persen, sedangkan Pemerintah Thailand 70 persen,” kata Khampet.

Jaringan transportasi kereta api ini dibangun sebagai transportasi alternatif bagi masyarakat kedua negara yang ingin menyeberang ke Laos atau ke Thailand. Sejak dioperasikan bulan Juni, setiap hari penumpang yang diangkut rata-rata mencapai 100 orang.

Menurut Khampet, selama pelaksanaan SEA Games, penumpang diperkirakan akan meningkat sekitar 70 persen. ”Pendukung Thailand pasti banyak yang datang naik kereta. Apalagi untuk warga Thailand dibebaskan masuk tanpa visa selama SEA Games,” ujar Khampet.

Untuk sekali jalan, pengelola kereta memasang tiga kelas tarif. Penumpang kelas 3 dikenai biaya 5.500 kip atau setara dengan Rp 5.500; untuk kelas dua tarifnya 8.000 kip; dan untuk kelas satu, dengan gerbong yang dilengkapi penyejuk ruangan, 13.000 kip.

Dengan panjang jalur kereta sekitar 8 kilometer, waktu tempuh perjalanan rata-rata sekitar 15 menit. Setiap hari hanya ada dua jadwal keberangkatan dan kedatangan. Di Stasiun Thanaleng, kedatangan pertama kereta dari Nong Khai sekitar pukul 09.45. Di stasiun ini kereta hanya berhenti sekitar 45 menit untuk berangkat kembali ke Nong Khai pada pukul 10.30.

Kereta selanjutnya akan kembali lagi ke Thanaleng pada pukul 16.15. Setelah berhenti selama 45 menit, kereta ini akan berangkat kembali ke Nong Khai pada pukul 17.00. Karena jalur kereta ini menghubungkan dua negara, pengguna jasa kereta juga harus mengurus visa. Kantor imigrasinya berada di Stasiun Thanaleng dan Nong Khai. Biaya untuk mendapatkan visa di Stasiun Thanaleng 30 dollar AS.

Bagi pengguna jasa kereta, dari Stasiun Nong Khai bisa langsung melanjutkan perjalanan ke kota Bangkok atau ke kota lainnya di Thailand. Namun, di Laos, perhentian terakhir hanya di Stasiun Thanaleng. Perjalanan tidak bisa dilanjutkan dengan kereta api. Pemerintah Laos baru berencana membangun jalur kereta. Inilah cikal bakal kereta api di

Laos. (RAY/OTW)

Source : Kompas, Senin, 14 Desember 2009 | 03:56 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar