AFP/VYACHESLAV OSELEDKO
Para pendukung oposisi Kirgistan menyerang polisi dan pegawai negeri dalam sebuah aksi protes terhadap pemerintah mereka di Bishkek, Rabu (7/4). Selain menyerang Menteri Dalam Negeri, mereka juga menyandera deputi Perdana Menteri mereka.
KIRGISTAN
Rusuh, Mendagri Dikabarkan Tewas
BISHKEK, Rabu - Aksi kerusuhan antipemerintah mengguncang ibu kota negeri Asia Tengah, Kirgistan, Rabu (7/4), menewaskan setidaknya 19 orang dan sedikitnya 180 orang luka- luka.
Selain menduduki gedung utama pemerintahan dan parlemen, ribuan pendukung kelompok oposisi ini juga membakar gedung Kejaksaan Agung, menjarah televisi milik pemerintah, dan bahkan dikabarkan menyerang pejabat-pejabat negara.
Menteri Dalam Negeri Kirgistan Moldomusa Kongatiyev, menurut aktivis oposisi Shamil Murat kepada Associated Press, dipukuli hingga tewas oleh massa di kota Talas, tempat mulai berkecamuknya aksi kerusuhan sehari sebelumnya, Selasa.
Akan tetapi, menurut sebuah sumber lain—situs web yang cukup dipercaya, Fergana.ru—Kongatiyev masih hidup meski dalam kondisi cedera berat lantaran dipukuli massa. Wartawan Fergana.ru mengaku menyaksikan sendiri kejadian tersebut.
Aksi kerusuhan pendukung oposisi ini mengguncang negeri bekas Uni Soviet di pegunungan yang relatif stabil. Di negeri ini pula, AS memiliki pangkalan militer, tempat terpenting pusat penyedia logistik, guna memerangi kaum Taliban di negeri tetangga, Afganistan.
Aksi kerusuhan dipicu dari aksi-aksi demo ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah yang dianggap korup dan kenaikan tarif tenaga listrik belum lama ini. Kemarahan itu memicu massa menjarah stasiun televisi dan radio milik pemerintah, dan kemudian menyerang gedung-gedung utama pemerintahan di ibu kota Bishkek.
Kubu oposisi mengumumkan aksi protes secara nasional, Rabu, dan berjanji akan terus menggencarkan perlawanan terhadap Presiden Kurmanbek Bakiyev yang mereka nilai otoriter.
Sejak berkuasa tahun 2005, melalui aksi jalanan yang dikenal dengan Revolusi Tulip, Bakiyev menjanjikan sejumlah langkah-langkah stabilitas negeri.
Akan tetapi, menurut sejumlah pengamat politik, dengan berdalih demi standar demokrasi, ternyata Bakiyev dinilai telah memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Dalam dua tahun terakhir, otoritas Kirgistan telah memberangus kebebasan media. Menurut oposisi, otoritas juga terus melakukan intimidasi terhadap pihak oposisi. Di samping itu, pemerintah juga melakukan investigasi-investigasi kriminal terhadap aktivis oposisi, bermotifkan politik.
Kenaikan tarif listrik dan gas untuk pemanas rumah yang mencapai 200 persen belum lama ini menyulut kemarahan para pendukung antipemerintah.
Kirgistan, negeri miskin yang menyempal dari Uni Soviet sejak 1991, saat ini digunakan NATO dan AS sebagai pangkalan guna memerangi kaum Taliban di Afganistan. Posisi Kirgistan strategis dan merupakan persimpangan antara China, Rusia, dan negeri-negeri di barat daya Asia. (ap/afp/reuters/sha) ***
Source : Kompas, Kamis, 8 April 2010 | 03:28 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar