Siswa PMDK Tak Lulus Ujian Nasional
Nilai Mata Ujian Bahasa Indonesia Buruk
CIREBON - Sebanyak 98 dari 5.056 siswa sekolah menengah atas Kabupaten Cirebon tidak lulus ujian nasional. Padahal, beberapa di antaranya telah lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur penelusuran minat dan kemampuan.
Angka ketidaklulusan tertinggi di Kabupaten Cirebon adalah di SMAN 1 Dukupuntang, yaitu sebanyak 30 siswa. Ironisnya, lima siswa jurusan IPA dari 30 siswa itu telah lolos seleksi penelusuran minat dan kemampuan (PMDK).
Achmad Rizal Hamami (18), siswa yang lolos PMDK di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, mengaku sedih nilai mata ujian biologinya di bawah 4.00. Padahal, berdasarkan tes pra-ujian nasional yang diadakan sekolah, dia lulus. "Saya belum berani memberi tahu bapak dan ibu," ujar Achmad dengan mata yang berair, Senin (26/4).
Kepala Sekolah SMAN 1 Dukupuntang Oso Rochjana mengaku terpukul dengan banyaknya siswa yang tidak lulus. Yang lebih menyakitkan, sejumlah siswa yang tidak lulus itu termasuk siswa berprestasi. Meski demikian, baik siswa maupun orangtuanya diharap tak patah semangat karena masih bisa mengikuti ujian ulangan pada 10-14 Mei. Untuk itu, siswa yang belum lulus akan mendapat pelajaran tambahan. Adapun siswa yang telah masuk PMDK masih punya kesempatan karena universitas memberi toleransi untuk lulus ujian ulangan.
Jangan dianggap remeh
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Akasah mengatakan, siswa yang tak lulus jangan menganggap remeh ujian nasional ulangan. Orangtua dan guru perlu mendorong agar siswa bisa melewati ujian ulangan.
Akasah menduga, kebanyakan siswa yang tidak lulus ujian nasional kurang memperhitungkan mata ujian di luar mata pelajaran pokok, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Nilai mereka jatuh pada mata ujian yang tidak diduga sebelumnya, seperti sosiologi.
Tingkat kelulusan siswa SMA di Ciamis mencapai 97,34 persen. Meskipun lebih besar dari rata-rata tingkat kelulusan Jawa Barat dan nasional, nilai itu turun dari tingkat kelulusan tahun 2009 yang 99,1 persen. Sebanyak 122 siswa tidak lulus. Di Kabupaten Tasikmalaya, 50 dari 3.504 siswa SMA dan 56 dari 2.397 siswa SMK harus menempuh ujian ulangan.
Di Kabupaten Purwakarta, sebanyak 293 dari 3.267 siswa SMK tak lulus karena kegagalan di teori uji kompetensi, matematika, dan mata ujian Bahasa Indonesia.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Purwakarta Zaenurizal menyatakan, siswa SMK umumnya tak lulus karena nilai pada tiga mata ujian itu tidak memenuhi standar. Kendala yang sama dialami oleh peserta ujian nasional di daerah lain.
"Soal ujian relatif lebih sulit sehingga angka kelulusan, khususnya SMK, cenderung turun. Namun, kondisi itu memotivasi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikannya," ujar Zaenurizal.
Nilai rata-rata ujian Bahasa Indonesia di Kota Cimahi juga menjadi yang paling kecil dibandingkan dengan mata ujian lain. "Mungkin siswa menganggap remeh mata pelajaran tersebut," ucap Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan Dinas Pendidikan Cimahi Guntur Priyambada.
Sebanyak 206 dari 3.148 siswa di Cimahi harus mengikuti ujian ulangan. Tingkat kelulusan tahun ini sebesar 93,45 persen, menurun dari 99,04 persen pada tahun lalu. "Tingkat kelulusan di Kota Cimahi menurun cukup besar," ungkap Guntur. (THT/*/ADH/MKN/Kompas)***
Sumber : Kompas, Selasa, 27 April 2010 | 12:26 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar