RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Rabu, 28 Juli 2010

HARI HEPATITIS SEDUNIA : Ratusan Juta Penduduk Dunia Terjangkit

HARI HEPATITIS SEDUNIA :

Ratusan Juta Penduduk Dunia Terjangkit

JAKARTA - Hepatitis B dan C merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Sebanyak 400 juta penduduk dunia sedang terinfeksi virus hepatitis B dan 170 juta orang menderita hepatitis C. Guna mengatasi penyakit tersebut, diperlukan upaya-upaya khusus.

Demikian terungkap dalam temu media yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia, Selasa (27/7). Peringatan Hari Hepatitis Sedunia tahun ini merupakan peringatan pertama—Indonesia dan Brasil berperan besar dengan mengusulkan kepada executive board Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar haepatitis menjadi isu dunia pada sidang WHO, Mei lalu. Usul itu diterima dan harinya ditetapkan pada 28 Juli, sesuai hari lahir Dr Baruch Blumberg, penemu hepatitis B.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, di dunia, pengidap kronis hepatitis B berisiko menjadi sirosis dan kanker hati dengan kematian 250.000 per tahun. Untuk hepatitis C, angka kematian lebih dari 350.000 per tahun akibat komplikasi. Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam jumlah pengidap hepatitis setelah dua negara berpenduduk besar lainnya, yakni China dan India. Diperkirakan, pengidap hepatitis B dan C di Indonesia mencapai 20 juta orang.

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi virus hepatitis B mencapai 34 persen dan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Untuk hepatitis C, angka tertinggi pada kelompok usia 55-59 tahun (2,12 persen).

Virus hepatitis berada dalam darah dan cairan tubuh. Penularan hepatitis B dan C, antara lain, lewat transfusi darah, hubungan seksual tidak aman, penggunaan jarum suntik atau alat tajam tidak steril, cuci darah, dan cangkok organ. Pada hepatitis B, penularan dapat dari ibu ke bayinya saat melahirkan.

Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Unggul Budihusodo mengatakan, pengobatan hepatitis B dan C masih menjadi beban masyarakat di negara berkembang, mengingat tingginya biaya. Untuk hepatitis B, peluang sembuh sekitar 55 persen, sedangkan peluang sembuh hepatitis C sekitar 70 persen. (INE)***

Sumber : Kompas, Rabu, 28 Juli 2010 | 03:28 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar