Wajah Indonesia Tiap 30 Menit
Bagaimanakah suasana Merauke di ujung timur dan Sabang di ujung barat Indonesia? Tidak banyak penduduk negeri ini yang mengetahuinya. Hal ini mendorong Bakosurtanal memunculkan situs web Indonesia@30menit. Situs ini menampilkan wilayah Indonesia pada setiap jarak 54 kilometer atau 30 menit pada peta geografi.
Melalui Indonesia@30menit itu, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) memperkenalkan cara pendataan spasial wilayah Indonesia menggunakan alat navigasi global positioning system (GPS) yang menunjukkan koordinat suatu wilayah.
Dengan membagi wilayah geografi Indonesia setiap 30 menit atau jarak 54 kilometer ke sisi timur-barat dan utara-selatan, didapat 650 titik di wilayah Indonesia—123 titik di antaranya berada di daratan.
Jumlah itu diperoleh dengan mengonversikan posisi geografis 30 menit ukuran sudut menjadi ukuran jarak, yaitu 54 kilometer. Ditetapkan 1 detik sama dengan 30 meter.
Jumlah titik ditentukan mengacu pada batas wilayah Indonesia yang pada posisi horizontalnya berada pada 91 derajat Bujur Timur-141 derajat Bujur Timur, sedang posisi vertikal berada di 9 derajat Lintang Utara-14 derajat Lintang Selatan.
Berdasarkan titik-titik tersebut dilakukan peninjauan ke lapangan dengan berbekal alat GPS. Ketika titik koordinat tertentu ”ditemukan”, si pendata kemudian mengambil foto dan membuat narasi tentang kondisi lokasi tersebut.
Data yang ditampilkan meliputi waktu pengambilan gambar, nama daerah administrasi, dan toponimi lokasi. Selain itu juga diuraikan kondisi masyarakat, baik sosial, kesehatan, sejarah, dan budayanya.
Untuk melakukan pendataan itu, Bakosurtanal mengundang masyarakat berpartisipasi. ”Siapa pun dapat mengirimkan foto dan narasinya lewat e-mail ke Bakosurtanal,” ujar Sri Lestari Munajati selaku koordinator Program Indonesia@30 menit. Pada setiap foto yang diunggah dalam situs web tersebut akan dibubuhi nama si pengirim.
Namun, sebelum mengirimkan foto dan data, si pengirim harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Selanjutnya, sebelum menampilkan kiriman foto dan data itu, Bakosurtanal akan melakukan verifikasi atau pengecekan penamaan toponimi suatu wilayah.
Situs web Indonesia@30 menit ini pola aksesnya hampir mirip dengan Google Earth meski tampilan dan kecepatan aksesnya masih lebih lambat. Hal ini, menurut Lestari, akan ditingkatkan beberapa bulan mendatang.
Dalam peta Indonesia yang ditampilkan tampak titik-titik hitam yang menunjukkan posisi @30 menit. Di antara titik hitam ada titik atau simbol bintang merah yang menandakan posisi itu telah terdata. Dengan melakukan ”pembesaran” atau zooming beberapa kali, kita akan mengetahui nama lokasi dan kondisi wilayah berdasarkan foto yang ditampilkan.
Program lanjutan
Program ini sebenarnya pernah digagas pada 2004, ujar Rudolf W Matindas, mantan Kepala Bakosurtanal, tetapi pengembangannya terkendala masalah teknis, terutama penampilan dalam situs web.
Selama ini pendataan dan pemotretan lokasi @30menit, menurut Matindas, telah dilakukan para petugas survei Bakosurtanal yang ditugaskan ke lapangan. Hingga Mei lalu terkumpul sekitar 24 foto lokasi di lintang dan bujur pada koordinat 30 menit. Daerah itu, antara lain, berada di Jonggol, Subang, Kuningan, Soreang, Yogyakarta, Pontianak, dan Singkawang.
Sejak situs Indonesia@30menit pada situs www.bakosurtanal.go.id/indo30 dibuka untuk umum dua bulan lalu, menurut Lestari, telah ada penambahan data dan foto di 12 lokasi, yaitu di Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kendari. Kini total ada 36 titik yang telah ”terisi”.
Wilayah yang tercantum dalam situs web sebagian besar berada di Pulau Jawa. Pada tahap selanjutnya Bakosurtanal akan merapatkan wilayah Jawa menjadi @15 menit.
Partisipasi lebih besar
Matindas yakin program ini akan menarik partisipasi masyarakat lebih besar. Sebab, saat ini ada ribuan orang yang memiliki alat GPS yang harganya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta untuk yang seukuran telepon seluler. Bahkan, kini telah ada kamera dan ponsel yang dilengkapi dengan sistem GPS. Program ini dapat menggalang partisipasi dari kalangan profesi di sektor pertambangan, perkebunan, antropologi, dan wisatawan.
Selain itu, program ini pun dapat berkelanjutan karena pemotretan dapat diulang setelah beberapa tahun untuk menggambarkan perubahan peruntukan wilayah.
Keberadaan Indonesia@30 menit memiliki sejumlah manfaat karena kondisi geografis yang ditampilkan pada koordinat itu, antara lain, dapat membantu tim SAR memperoleh gambaran tentang kondisi medan yang akan dituju.
Lewat situs web Indonesia@30 menit ini diharapkan orang Indonesia dapat menikmati serta mengenal wilayah Indonesia sehingga dapat mendorong rasa kecintaan terhadap Tanah Air, kesatuan, kebanggaan, dan nasionalisme. ***
Sumber : Kompas, Kamis, 29 Juli 2010 | 03:26 WIB
Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda
- chrystofel nadeak
Kamis, 29 Juli 2010 | 13:14 WIB
sangat baik, tapi sebaiknya jangan terlalu diekplore. antara lain daerah militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar