Setiap tanggal 17 Agustus digelar beragam kegiatan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Ada upacara bendera, tabur bunga di makam para pahlawan, serta berbagai permainan dan olahraga, syukuran, hingga doa bersama.
Akan tetapi, setelah itu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghargai jerih payah para pahlawan?
Karena pelajar, maka mengisi kemerdekaan tentu dengan cara kita, yaitu:
Sebagai pelajar, tugas utama kita adalah belajar.
Kita harus ingat berkat perjuangan para pahlawan, kita mendapat kesempatan menuntut ilmu seluas-luasnya.
Kita pun harus memanfaatkannya secara maksimal. Kalau bangsa Indonesia pandai, tentu negara ini akan menjadi negara yang maju.
Di zaman kerajaan, ketika tingkat pendidikan bangsa kita masih sangat rendah, bangsa kita masih mudah diadu domba dan dibohongi.
Bangsa penjajah yang lebih terdidik dan pandai dalam ilmu pengetahuan, bangsa Belanda pun dapat berkuasa di negeri ini sampai selama tiga setengah abad lamanya.
Di awal abad ke-19, setelah beberapa pemuda Indonesia untuk mengecap pendidikan yang tinggi, lahirlah generasi baru yang cerdas dan kritis. Mereka pun mendirikan perkumpulan kebangsaan. Dari perkumpulan-perkumpulan ini lahir tokoh muda yang kelak menjadi motivator kemerdekaan dan Bapak Bangsa Indonesia, Ir Soekarno, DR Muh Hatta.
Apa pun minat dan hobi kita, lakukan dengan semaksimal mungkin, sampai mencapai prestasi tertentu. Misalnya, teman-teman suka bermain sepak bola. Tekuni permainan itu dengan bergabung ke sekolah bola dan mengikuti beragam kompetisi sepak bola.
Bagi teman-teman yang senang dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, misalnya, kamu bisa bergabung ke klub sains dan mengikuti kompetisi sains.
Prestasi beraneka kompetisi akan membentuk kita menjadi anak yang tangguh, sportif, dan bermental kuat.
Selain itu, prestasi-prestasi akan menjadi kebanggaan kita sendiri dan keluarga, serta mungkin kebanggaan bangsa Indonesia juga jika dalam skala internasional. Prestasi yang sedemikian akan meningkatkan rasa nasionalisme.
Selain belajar dengan tekun, kita wajib mengenal seni dan kebudayaan asli Indonesia. Pilih salah satu kesenian asli Indonesia yang kamu minati, bisa seni tari, musik tradisional, seni membatik, olahraga pencak silat, dan sebagainya.
Seni dan budaya ini mencerminkan perkembangan dari peradaban masyarakat negeri ini. Dengan jumlah suku bangsa yang lebih dari 1.128, tersebar di sekitar 17.500-an pulau besar dan kecil di Nusantara, bayangkan betapa beragamnya seni dan budaya yang kita punyai.
Hampir setiap daerah mempunyai tarian tradisional, mulai tari dari Aceh, Jawa, Bali, hingga tari dari Papua.
Contoh lain adalah seni batik Indonesia. Beratus-ratus motif dengan simbol dan warna-warni yang berbeda dari setiap daerah. Batik daerah pesisir, seperti Cirebon dan Pekalongan, beda dengan batik Solo atau Yogyakarta.
Kita pun memiliki beragam alat musik dan lagu daerah, seni rupa, aneka masakan daerah, serta berbagai tradisi.
Kita punya kewajiban menjaga kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan. Caranya, dengan berperilaku baik dan positif agar negeri ini dihargai oleh bangsa lain.
Perilaku yang baik dan positif, misalnya, tidak membuang sampah sembarangan. Bungkus permen memang kecil, tetapi jika dibiarkan akan menumpuk, kotor, dan merusak lingkungan.
Kita tentu tidak rela negara kita dikenal di dunia sebagai negara yang jorok, rawan penyakit.
Perilaku memimpin, memotivasi atau menginspirasi, dan menjadi teladan juga perlu kita lakukan.
Sifat ini pernah dirumuskan oleh salah satu Bapak Bangsa kita, Ki Hajar Dewantara: ”Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”.
Arti moto itu kira-kira ”Di depan, seseorang harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, di tengah atau di antara sesama harus menciptakan prakarsa dan ide, dan dari belakang harus bisa memberikan dorongan dan arahan”.
Kalau sudah berperilaku seperti itu, kita akan menjadi generasi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Perilaku baik dan positif yang sangat sederhana tetapi besar maknanya adalah menyeberang jalan di zebra cross, jujur, pantang menyerah, patuh kepada orangtua, serta ramah dan suka menolong.
Sumber : Kompas, Minggu, 15 Agustus 2010 | 04:06 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar