RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Senin, 02 Agustus 2010

NASA Kirim Ilmuwan Teliti Kapsul Hayabusa

KILAS IPTEK

NASA Kirim Ilmuwan Teliti Kapsul Hayabusa

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan sebuah jet berpenumpang sejumlah ilmuwan ke Australia untuk menunggu masuknya kapsul berisi sampel asteroid dari penyelidik asteroid Jepang dalam waktu dekat. Pesawat Douglas DC-8 yang berisi 30 ilmuwan NASA itu berperan sebagai laboratorium terbang untuk mengamati detik-detik roket Jepang, Hayabusa, mendekati Bumi dan menjatuhkan kapsul sampel itu, Minggu, 13 Juni. Roket penyelidik itu telah tujuh tahun menyelidiki sebuah asteroid.

Hayabusa, yang dibangun oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), dijadwalkan menjatuhkan kapsul berisi sampel melalui atmosfer. Jika proses itu berlangsung lancar, sebuah parasut akan turun dan mendarat di Australia’s Woomera Prohibited Area (WPA). Kapsul berisi sampel asteroid itu nantinya hanya berjarak 6.500 kaki dari roket.

Ketika Hayabusa mencapai ketinggian 190.000 kaki, perisai panasnya akan mengalami panas hingga 2700 derajat celsius, sedangkan suhu gas di sekitar kapsul akan mencapai 7200 derajat celsius atau lebih panas dari permukaan Matahari. Tim peneliti itu tertarik mengamati kapsul Hayabusa masuk ke Bumi untuk mempelajari teknologi tentang perisai panas yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan kendaraan eksplorasi pada masa depan. (SPACE.com/INE)

Gen Memengaruhi Defisiensi Vitamin D

Nutrisi dan paparan sinar matahari merupakan faktor utama yang memengaruhi level vitamin D seseorang. Namun, sebuah studi baru mengungkap kemungkinan lain, yakni faktor genetik. Kadar vitamin D penting untuk menjaga kesehatan tulang. Sekelompok peneliti memeriksa kadar vitamin D dalam darah 34.000 peserta studi.

Setelah itu, dilakukan analisis genetik untuk melihat kesamaan genom yang spesifik dan terkait dengan level konsentrasi vitamin D. ”Pasien yang memiliki genotip tertentu yang dapat menyebabkan defisiensi vitamin D itu 2,5 kali berisiko lebih tinggi ketimbang yang tidak,” ujar pemimpin tim peneliti, Timothy Spector dari King’s College London. Pemahaman tentang cara terbentuknya vitamin D dapat membantu identifikasi subgrup populasi kulit putih yang sangat berisiko menderita defisiensi vitamin D dan kemungkinan membutuhkan tambahan suplemen vitamin D. (HealthDay News/INE)***

Sumber : Kompas, Sabtu, 12 Juni 2010 | 04:02 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar