RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Sabtu, 12 Juni 2010

Israel Izinkan Masuk Makanan Ringan

JALUR GAZA

Israel Izinkan Masuk Makanan Ringan

JERUSALEM, Kamis - Israel untuk pertama kalinya, Rabu (9/6), mengizinkan 130 jenis makanan, terutama makanan ringan, masuk ke Jalur Gaza. Hal itu dilakukan untuk meredam kecaman dari berbagai belahan dunia terkait agresi militer Israel yang menyerang konvoi kapal misi bantuan kemanusiaan ke Gaza sehingga menewaskan 9 relawan, 31 Mei lalu.

Makanan ringan yang dibolehkan masuk ke Gaza, antara lain keripik kentang, kue-kue, dan rempah-rempah. Langkah ini mengurangi blokade empat tahun terhadap Gaza. Tekanan internasional yang bertubi-tubi sedikitnya melunakkan hati petinggi Israel.

Sebelum blokade, setidaknya 4.000 jenis barang masuk ke Gaza. Konvoi kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza pembawa barang-barang yang diizinkan juga boleh masuk.

Barang-barang kebutuhan yang diizinkan masuk ke Gaza sebenarnya sudah masuk lewat Mesir. Barang-barang yang paling dibutuhkan warga Gaza saat ini adalah semen, baja, dan bahan bangunan lainnya. Justru barang seperti ini terlarang untuk masuk.

Raed Fattouh, pejabat penghubung Israel, mengatakan, soda, jus, selai, rempah-rempah, krim cukur, keripik, kue, dan permen boleh masuk ke Gaza. Sebagian produk sudah tiba di Gaza dan lainnya baru akan masuk beberapa hari mendatang.

Kebijakan Israel yang mulai melunak—ditandai dengan pemberian izin masuk barang-barang tersebut di atas—tidak juga menyurutkan kecaman dunia.

Bahan bangunan dilarang

Dunia masih memusatkan perhatian terhadap blokade yang dilakukan Israel, didukung Mesir setelah Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza pada tahun 2007.

Blokade telah menghancurkan ekonomi Gaza yang sudah terpuruk akibat perang. Ribuan warga kehilangan sumber pencarian. Blokade juga menghambat upaya warga memperbaiki kerusakan serangan Israel awal tahun lalu.

Fattouh mengatakan, para pejabat Israel menolak permintaan agar bahan bangunan diizinkan masuk. Pejabat Israel mengatakan, kebijakan membolehkan masuk makanan ringan diterapkan untuk meredakan tekanan internasional yang terus mendesak soal investigasi atas insiden 30 Mei lalu. (AP/AFP/REUTERS/CAL)***

Sumber : Kompas, Jumat, 11 Juni 2010 | 05:11 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar