RAIH KEMENANGAN KLIK DI SINI

Jumat, 11 Juni 2010

RELAWAN GAZA : Pasangan WNI Sempat Terpisah

RELAWAN GAZA

Pasangan WNI Sempat Terpisah

AMMAN - Pasangan suami-istri warga negara Indonesia, Dzikrullah W Pramudya dan Santi Soekanto, termasuk yang ikut dalam perjalanan Kapal Mavi Marmara menuju Jalur Gaza. Pasangan ini adalah pendiri lembaga Sahabatalaqsha pada tahun 2007. Saat pasukan Israel menyerbu kapal pada Senin (31/5), mereka sempat terpisah.

”Saat berangkat, saya dan istri sudah menyadari akan segala risiko,” tutur Dzikrullah. Ia mengungkapkan telah membuat wasiat-wasiat dan meminta kalau tidak kembali lagi dihalalkan saja utang-utangnya.

Akan tetapi, Dzikrullah tidak membayangkan akan menghadapi tindakan Israel. ”Saya kira Israel akan mengepung saja dan semua masalah akan diselesaikan lewat perundingan. Serangan itu sama sekali di luar bayangan kami,” ujar Dzikrullah.

Di atas Kapal Mavi Marmara, kaum wanita dan lelaki dipisah, tetapi pasangan ini selalu bertemu. Namun, saat-saat menegangkan datang dan timbul perasaan waswas menyangkut nasib pasangan masing-masing. Perasaan ini muncul saat pasukan Israel menguasai kapal Mavi Marmara.

Perasaan waswas semakin berkecamuk setelah jatuh korban tewas dan luka-luka dalam jumlah besar dari penumpang Kapal Mavi Marmara itu.

”Namun, alhamdulillah, ketika kapal dikuasai penuh oleh pasukan Israel, kami berdua sempat duduk di tempat yang tidak berjauhan sehingga bisa saling melihat,” ungkap Dzikrullah.

Tak lama, mereka berjauhan satu sama lain. ”Saya selalu berdoa agar bisa ketemu suami,” ungkap Santi. Doa saya seperti terkabulkan, lanjut Santi ketika ia disuruh naik ke dek kapal di tingkat lima.

Namun, setelah itu pasangan ini kemudian dipisahkan lagi saat Israel membawa kapal ke Pelabuhan Ashdod di Israel. Tidak ada kabar berita, hingga mereka bisa bertemu lagi di perbatasan Jordania-Israel setelah dideportasi.

Masih lemah

Pada hari Kamis, untuk pertama kalinya berhasil dilakukan pembicaraan antara Surya Fahrizal, salah satu relawan, dan Duta Besar (Dubes) RI untuk Jordania Zainulbahar Noor. Surya berasal dari Hidayatullah.com. Dia hingga saat ini masih berbaring di Rumah Sakit Ramban—kota Haifa di Israel Utara.

”Saya baik-baik saja, tetapi masih lemah,” kata Surya yang mengalami cedera di bagian kanan badan akibat serangan Israel.

Menurut Zainulbahar Noor, pembicaraan langsung dengan Surya dibantu oleh Dubes Jordania untuk Israel Ali Al Ayed. Dubes Jordania pergi ke Rumah Sakit Ramban untuk menemui langsung Surya. ”Dubes Al Ayed menelepon saya dan kemudian gagang telepon diberikan kepada Surya untuk bisa bicara langsung dengan saya,” ungkap Zainulbahar.

Ali Al Ayed mengatakan sudah mendapatkan perintah dari Raja Abdullah II untuk menolong Surya. ”Jika diperlukan, helikopter bisa diberangkatkan dari Haifa menuju Amman,” kata Ali Al Ayed kepada Zainulbahar. Hanya saja, Surya mengatakan minimal butuh waktu dua hari lagi (hingga hari Sabtu ini) apakah dia kuat dibawa ke Amman.

Perjalanan darat dari Haifa menuju perbatasan Israel-Jordania butuh waktu dua jam.

Adapun kondisi Okvianto Baharudin, tutur Zainulbahar, masih butuh rawat inap di rumah sakit. Okvianto kini berada di sebuah rumah sakit di Istanbul.

Dubes RI menjelaskan lebih jauh, menurut keterangan dokter, Okvianto butuh waktu lima hari di rumah sakit dan setelah lima hari nanti, Okvianto butuh dioperasi kembali. ”Tangan Okvianto kena peluru yang membuat tulang tangannya pecah dan peluru itu masih tertancap di tangan. Dokter belum berani melakukan operasi sebelum rawat inap selama lima hari,” papar Zainulbahar.

Okvianto dibawa ke Turki karena saat serangan Israel ia berada di sekeliling relawan dari Turki. Ketika Pemerintah Turki mengirim pesawat untuk mengangkut para relawannya, Okvianto diikutkan bersama relawan Turki itu.

Turki sendiri mengambil sikap untuk menurunkan status hubungan dengan Israel, khususnya di bidang ekonomi dan pertahanan. Wakil Perdana Menteri Tukri Bulent Arinc, Jumat, mengungkapkan, semua kesepakatan dengan Israel tengah dievaluasi. ”Kami serius dalam masalah ini. Kerja sama baru tidak akan dimulai dan hubungan dengan Israel dikurangi,” papar- nya. (AP/Reuters/OKI/MTH/Kompas)***

Sumber : Kompas, Sabtu, 5 Juni 2010 | 03:21 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar