Vonis Amat Ringan
Warga Menderita Penyakit Kronis hingga Kini
BHOPAL, Selasa - Vonis pengadilan India atas terdakwa tragedi Bhopal dinilai terlalu ringan dan terlambat. Delapan orang yang dianggap bertanggung jawab atas insiden terburuk dunia industri hanya dihukum 2 tahun penjara dan denda Rp 19,3 juta.
Delapan warga India itu, seorang sudah meninggal, adalah para mantan pejabat senior di pabrik Union Carbide saat insiden terjadi, 3 Desember 1984. Saat itu, 40 metrik ton gas methyl isocyanate bocor dari pabrik pestisida itu dan terbawa angin ke permukiman di sekitarnya.
Data resmi Pemerintah India menyebutkan, 3.500 orang tewas ketika insiden terjadi dan 15.000 orang tewas sejak saat itu hingga beberapa waktu kemudian. Aktivis menghitung korban tewas mencapai 25.000 orang.
Tujuh orang yang dijatuhi hukuman penjara adalah Keshub Mahindra, ketika itu Pemimpin Umum Union Carbide cabang India (UCIL); VP Gokhale, mantan Direktur Pelaksana; Kishore Kamdar, mantan Wakil Presiden; J Mukund, mantan Manajer Sumber Daya Manusia; SP Chowdhury, mantan Manajer Produksi; KV Shetty, mantan pengawas pabrik; dan SI Qureshi, mantan asisten produksi. Beberapa di antara mereka kini berusia 70-an tahun. Mereka didakwa menyebabkan kematian akibat kelalaian.
Warren Anderson—yang waktu itu menjabat sebagai CEO perusahaan induk Union Carbide di AS dan dianggap sebagai pihak paling bertanggung jawab atas insiden itu—tidak disebut dalam putusan hakim pada Senin (7/6). Anderson sempat ditahan segera setelah insiden terjadi, tetapi cepat-cepat meninggalkan India dan kini tinggal di New York.
Bebas walau membunuh
”Saya merasakan kemarahan warga Bhopal. Saya rasa ini pertanda buruk. Kaum industrialis dan korporasi bisa berlalu begitu saja dengan pembunuhan,” kata Nityanand Jayaraman dari kelompok International Campaign for Justice in Bhopal.
Amnesty International menyebut vonis pengadilan kasus Bhopal terlalu ringan dan sangat terlambat jika dibandingkan dengan skala kerusakan yang timbul. ”Ini vonis historis, tetapi terlalu ringan, terlalu terlambat. Dua puluh lima tahun adalah waktu yang sangat lama bagi korban bencana dan keluarga mereka untuk menunggu keadilan,” kata Audrey Gaughran, Direktur Amnesty International.
Akibat kebocoran gas beracun itu, para aktivis mengatakan, warga Bhopal hingga kini menderita penyakit kronis, seperti kanker, kebutaan, gangguan pernapasan, gangguan kekebalan dan saraf, reproduksi, dan lainnya. (ap/reuters/bbc/fro/Kompas)***
Sumber : Kompas, Rabu, 9 Juni 2010 | 05:32 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar