SERANGAN ISRAEL
Relawan Gaza Tiba Kembali di Tanah Air
JAKARTA - Lima relawan Komite Indonesia Solidaritas untuk Palestina, termasuk di antaranya seorang jurnalis TV One, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin (7/6). Mereka adalah Ferry Nur, Muhendri Muchtar, Hardjito Warno, Okvianto Baharudin, dan jurnalis Muhammad Yasin.
Mereka disambut Dirjen Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teguh Wardoyo, mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ketua Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri DPR sekaligus Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen Sidarto Danusobroto.
Mereka tampak gembira. Okvianto yang menderita luka tembak tiba dua jam lebih awal dari keempat rekannya dan langsung diangkut ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Ia dirawat sebagai pasien biasa di Lantai III Kamar Nomor 15.
Empat relawan tiba dari Amman, Jordania, pukul 15.55, menggunakan pesawat Emirates dengan nomor penerbangan EK- 356 ETA. Adapun Okvianto dari Istambul, Turki, dengan pesawat Singapore Airline bernomor penerbangan SQ-958.
Disambut meriah
Teriakan takbir berkumandang saat Ferry, Muhendri, Hardjito, dan Yasin keluar dari pintu kedatangan Terminal 2D. Berulang kali takbir menggema, mulai dari dalam ruangan penjemputan hingga di halaman terminal. Mereka disambut meriah oleh sejumlah rekan relawan. Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas menyambut karyawannya, Yasin. Karni mengalungkan bunga anggrek bulan berwarna ungu kepada Yasin. Keempatnya langsung dibawa masuk ke tiga mobil menuju Kantor Kemlu.
Menlu Marty Natalegawa tak tampak di bandara, tetapi ia menyambut Ferry, Muhendri, Hardjito, dan Yasin di Kantor Kemlu di Pejambon. Kemlu menyerahkan empat relawan kepada keluarga masing-masing, Senin sore, di Ruang Nusantara, Kemlu. Penyerahan dilakukan oleh Teguh Wardoyo dan disaksikan Marty Natalegawa.
Selain keluarga relawan, acara serah terima juga dihadiri Duta Besar (Dubes) Palestina untuk RI di Jakarta Faridz Mehdavi dan Dubes RI untuk Turki Awang Bahrin. Para relawan dan jurnalis itu berbagi suka dan duka mereka. Ferry Nur, misalnya, sempat berkisah tentang apa yang dialaminya saat berada di Kapal Mavi Marmara. ”(Tentara Israel) tidak memberikan makan di kapal. Kami diborgol lebih kurang 15 jam,” ujar Ferry.
Yasin menuturkan, ”Awalnya para wartawan bertahan di press room. Mereka menyerang membabi buta. Mereka melemparkan bom ke kapal. Penembak jitu ada di mana-mana mengawasi kami,” kata Yasin.
Yasin mengatakan, Surya Fahrizal dari Sahabat Al Aqsa ditembak karena hendak memotret tentara Israel yang menembaki kapal. ”Beberapa dokumen liputan saya juga disita,” kata Yasin.
Muhendri menceritakan, tentara Israel juga melarang mereka berkomunikasi panjang dalam bahasa Indonesia. ”Kami sesama tahanan tidak boleh berbicara banyak,” tuturnya. Para relawan dan jurnalis mengaku tidak takut kembali ke Gaza.
Ketua Komisi I DPR Hidayat Nurwahid berharap pemerintah bisa melobi secara efektif agar bantuan kemanusiaan yang semula tertahan di Jalur Gaza bisa mengalir ke Palestina. (ART/PIN/CAL/Kompas)***
Sumber : Kompas, Selasa, 8 Juni 2010 | 03:11 WIB
agreee_grey @ Selasa, 8 Juni 2010 | 06:41 WIB
alhamdulillah Allohu akbar, semoga dengan kembalinya mereka dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di kapal mavi marmara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar